Istri Bupati Ciumi Tangan Perempuan Renta

id istri, bupati ciumi, tangan perempuan renta

 Istri Bupati Ciumi Tangan Perempuan Renta

Kampar, (Antarariau.com) - Istri Bupati Kampar Hj Eva Yuliana menciumi tangan Khodijah (80) perempuan tua renta warga Desa Sungai Agung Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar-Riau saat membagikan sembako dan mendatanginya ke kediamannya ketika menggelar acara pembagian sembako gratis di halaman rumah Ahmadi, Kepala Desa di desa itu, Selasa (8/7).

Perempuan renta, Siama (93) dan Khodijah (80) warga Desa Sungai Agung ditemui Eva karena ia berniat mengusulkan memberikan bantuan Rumah Layak Huni dari Pemerintah Daerah ditemani pengurus PKK, Mulyeti Anizur, Jasnita Herlyn, Ratna Budi, Ny Dahlan, Mama Donce, Topan Ramsilas. Eva mengendarai sepeda motor scoopy bersama rombongan sepeda motor lainnya.

Rombongan Eva menemui Siamah tengah terbaring diatas tilam lapuk, lusuh dan kumuh, dihadapannya ada anak laki-lakinya yang juga sudah 60 tahun dengan bangga memperlihatkan bungkusan dari kantong bermerk PKK Kampar berisi sembako yang baru saja diperolehnya secara gratis dari tempat acara Pasar Murah PKK di desa itu.

Keduanya terperanjat, ketika mendengar ucapan Assalamualaikum yang keluar dari mulut Eva Yuliana dan rombongan sudah didepan pintu "istana kebanggaan" tempat mereka berteduh yang terbuat dari papan yang sudah lapuk.

Eva langsung bersimpuh duduk dan menciumi tangan Siamah yang berupaya bangun dan duduk di tempat tidurnya itu, ia menolak tanganya diciumi perempuan lanjut usia itu.

Bincang singkat antara Eva dengan nenek rentah yang sudah tidak bisa lagi berjalan akibat sakit kaki yang dideritanya karena sudah termakan usia, "Semoga amak sehat-sehat selalu," ucap Eva mengelus kedua bahu perempuan itu.

Kesehariannya, ibu tiga orang ini hidup bersama satu orang anak laki-lakinya yang juga hidupnya kerja serabutan ditambah lagi kondisi mental sedikit terganggu.

Pemerintah desa setempat begitu memperhatikan kondisi warga miskin absolut ini, setiap ada macam bantuan, mereka pasti dapat, mulai jatah raskin sampai bentuk bantuan lainnya.

Usai mendengar kisah hidup tentang kondisi dua anak beranak ini, Eva berdiri berjalan ke dapur, disitu ia melihat pintu belakang terbuka, ternyata rumah Saima itu terletak ditepi sungai Tapung.

Masih berdiri di dekat pintu, Eva juga melihat lantai papan berlubang, dapur kayu yang masih ada bara api tempat memasak dan perlengkapan masak seadanya.

Kemudian Eva berpamitan dan melanjutkan pantauannya ke rumah Khodijah 80 tahun, "Saya pengen tau rumah amak-amak yang tadi saya berikan sembako gratis pada acara pasar murah PKK itu," kata Eva kepada Ahmadi, Kades dan Muhammad, Camat.

Tidak begitu jauh dari rumah Siama, Eva tiba dirumah Khodijah dengan sepeda motor scoopy yang dikendarainya sendiri berboncengan dengan Jasniwarti Jerlyn itu.

Khodijah mengkhaturkan cerita tentang kondisi hidupnya, didampingi anak perempuanya Iwe dan tiga orang cucunya.

Rumah papan yang ditempati Siamah dan Dijah ini memang tidak layak bagi kesehatan dan kenyamanan untuk orang tua lanjut usia itu, hanya ada petak ruangan rumah papan tanpa pintu skat, terbagi tiga, ruang depan, kamar dan dapur seadanya, atap yang dilapis plastik, seng berlubang disumpal dengan busa.

Eva berpamitan dan menyalami tangan Dijah, tiba-tiba ia menarik tangannya menolak untuk disujud oleh perempuan lansia itu, "Jangan menambah dosa saya," kata Eva. (Adv)