Menkes sebut RS Vertikal Surabaya didesain jadi superhub Bali, NTT, dan NTB

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, RS

Menkes sebut RS Vertikal Surabaya didesain jadi superhub Bali, NTT, dan NTB

Tangkapan layar - Penampakan atas Gedung Rumah Sakit Vertikal Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). ( (ANTARA/Andi Firdaus-Setpres))

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Rumah Sakit Vertikal Surabaya, Provinsi Jawa Timur, didesain untuk menjadi superhub layanan kesehatan bagi masyarakat di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu dilaporkan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam agenda peresmian gedung Rumah Sakit Vertikal Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

"Rumah sakit ini akan melayani penyakit-penyakit sampai level tertentu di provinsinya. Jadi, yang membutuhkan pelayanan super modern tidak usah dibawa ke Jakarta," katanya diikuti dalam jaringan Sekretariat Presiden di Jakarta.

Dikatakan Budi, pembangunan Rumah Sakit (RS) Vertikal Surabaya senilai Rp2 triliun, didesain untuk memiliki pelayanan yang setara dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, RS Harapan Kita, dan RS Kanker Dharmais.

"Jadi, seluruh pasien-pasien dari Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, ditariknya ke RS Vertikal Surabaya," katanya.

Selain itu, kata Budi, Kemenkes akan mengerahkan dokter-dokter terbaiknya untuk berpraktik di RS Vertikal Surabaya dalam waktu tertentu untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan yang setara dengan rumah sakit serupa di Jakarta.

"Dokter-dokter terbaik yang Kemenkes miliki, kita punya Luthfi Gatam untuk dokter spesialis ortopedi tulang belakang (spine), kita punya dokter Dante Saksono Harbuwono untuk penyakit dalam, nanti akan kita suruh praktik di sini," katanya.

Menkes Budi menjelaskan bahwa RS Vertikal Surabaya dibangun di atas lahan yang sebelumnya menampung fasilitas kesehatan untuk penyakit kulit dan kelamin sejak tahun 1951.

Lahan tersebut sempat mangkrak dan tidak digunakan dengan optimal hingga pandemi COVID-19.

"Pada saat COVID-19, saya baru menyadari bahwa lahan tersebut digunakan untuk merawat pasien meski berada di lokasi strategis dengan luas lebih dari 6 hektare," katanya.

Menteri Kesehatan menekankan pentingnya pembangunan rumah sakit ini mengingat Kementerian Kesehatan belum memiliki fasilitas serupa di Surabaya.

"Dengan adanya rumah sakit ini, diharapkan masyarakat di Indonesia Timur dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik tanpa harus pergi jauh ke Jakarta atau Singapura," katanya.