Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut perang Israel di Jalur Gaza sama saja dengan melakukan hukuman kolektif karena jumlah korban tewas di daerah kantong pesisir yang terkepung itu telah mendekati 40.000 orang.
Berbicara kepada wartawan di markas besar PBB di New York, Rabu (17/7), Lavrov mengutuk serangan lintas batas yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan menyatakan bahwa Rusia telah secara konsisten melakukan hal tersebut sejak serangan itu terjadi.
Namun, dia menegaskan bahwa perang balasan Israel telah melewati batas dan sekarang menjadi bentuk hukuman kolektif terhadap 2,3 juta warga Palestina di wilayah tersebut.
"Jika menyangkut hukuman kolektif yang melanggar hukum humaniter internasional, seseorang tidak bisa melawan satu bentuk pelanggaran melalui pelanggaran lainnya. Prinsipnya sama di sini,” katanya.
Hizbullah, kelompok paramiliter dan politik Lebanon, telah terlibat dalam serangkaian serangan lintas batas yang meningkat selama berbulan-bulan dengan Israel dalam upaya untuk meningkatkan tekanan pada Tel Aviv agar menyetujui gencatan senjata.
Lavrov mengatakan kelompok itu sangat menahan diri dalam tindakannya, tetapi ada upaya di Israel untuk memprovokasi mereka agar terlibat konflik secara penuh.
Rusia, sebutnya, melakukan segala kemungkinan untuk meredakan ketegangan.
"Baik Hizbullah, pemerintah Lebanon, maupun Iran tidak menginginkan perang besar-besaran dan karena adanya kecurigaan bahwa beberapa kalangan di Israel sedang berusaha mencapai hal tersebut, untuk memprovokasi perang besar-besaran, mencoba melibatkan AS, mencoba untuk mengambil keputusan,” ujarnya.
Dia menilai sangat buruk jika ada kelompok yang berusaha mendahulukan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan bangsanya sendiri.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada 6 Mei.
Tidak terpengaruh, Israel terus melanjutkan serangannya terhadap kota yang menjadi pilihan terakhir bagi banyak pengungsi yang diperintahkan oleh Israel untuk pergi ke kota tenda yang luas di dekat pantai.
Namun Israel telah berulang kali mengebom zona aman al-Mawasi yang menyebabkan puluhan warga sipil tewas.
Baca juga: Turki desak Israel akhiri pembantaian tak manusiawi terhadap warga Palestina
Baca juga: PBB kritik Israel karena telah melepaskan anjing ke tahanan Palestina
Sumber : Anadolu
Berita Lainnya
PBB: Warga Palestina kelaparan sementara dunia hanya menyaksikan
07 November 2024 12:58 WIB
Erick: BUMN dan Badan Gizi berkolaborasi demi akselerasi swasembada pangan RI
07 November 2024 12:54 WIB
Inovasi Botram, layanan publik yang cepat dan gratis di satu lokasi
07 November 2024 12:50 WIB
Menko Polkam minta kepala daerah jaga stabilitas politik dan keamanan wilayah
07 November 2024 12:41 WIB
BNPB aktifkan sumur bor, pasok air bersih untuk korban erupsi Gunung Lewotobi
07 November 2024 12:30 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali alami erupsi setinggi 5.000 meter
07 November 2024 12:05 WIB
Bapanas gandeng mahasiswa bantu tumbuhkan perilaku stop boros pangan
07 November 2024 11:35 WIB
Marinir TNI AL ikuti latihan operasi pendaratan di Pulau Bathrust Australia
07 November 2024 11:19 WIB