Difasilitasi BPDPKS dan Ditjenbun, LPP Agro Nusantara latih 60 petani sawit Siak teknis budidaya

id Pelatihan teknis budidaya, petani sawit Siak, LPP Agro Nusantara

Difasilitasi BPDPKS dan Ditjenbun, LPP Agro Nusantara latih 60 petani sawit Siak teknis budidaya

Kepala DIsbun Riau, Syahrial Abdi bersama jajaran dan LPP Agro Nusantara. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian memfasilitasi pelatihan Budidaya Teknis Kelapa Sawit Angkatan III dan IV kepada Pekebun di Kabupaten Siak dengan menggandeng LPP Agro Nusantara.

Pelatihan dilakukan selama lima hari dengan sejumlah narasumber dalam ruang di salah satu hotel di Kota Pekanbaru. Kegiatan pelatihan ini dibuka secara resmi oleh

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, Senin.

"Ini komitmen Pemprov Riau untuk memberikan pemberdayaan kepada petani sawit swadaya agar bisa lebih baik mengelola kebun. Usulan peserta sudah kami lakukan dari tahun lalu, dan tidak semua dapat kesempatan," katanya.

Dia mengatakan bahwa ada sebanyak 860 ribu kepala keluarga yang bergerak di sektor Perkebunan Kelapa Sawit atau 3,4 juta orang. Dengan penduduk Riau sekitar 6,7 juta makan lebih dari 50 persen lebih masyarakat bergantung kepada sawit.

Pemprov Riau lanjutnya berkomitmen menjadikan sawit ini sebagai sub sektor terbaik di Indonesia. Pasalnya 20 persen sawit Indonesia ada di Riau.

Untuk itu perlu peningkatan produktivitas yang di Malaysia 3,8 ton minyak mentah sawitnya per hektare. Sedangkan di Indonesia masih 3,2 ton, bahkan di kampung-kampung ada yang hanya 2,8 ton.

"Padahal pekerja di Malaysia itu dari sini, dari Selat Panjang dan Bengkalis. Keunggulannya Malaysia ada intervensi kebijakan pemerintah, seperti kalau di kita ada 'Indonesia Sustainable Oalm Oil', di sana juga. Selain itu ada juga kebijakan kalau tak memenuhi kriteria perkebunan takkan dilayani administrasi kependudukan," ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Program LPP Agro Nusantara, Pujangga Y Tigana menyampaikan sawit masih menjadi primadona di Indonesia dan penyumbang devisa terbesar. Produksinya memang lebih besar Indonesia, tapi dalam hal produktivitas menang Malaysia.

"Masih jauh gap yang harus dikejar, untuk itu perlu meningkatkan produktivitas salah satunya dengan mengadakan budidaya kelapa sawit dengan standar. LPP membantu pengembangan kompetensi melalui pelatihan hari ini," ungkapnya.

Seluruh peserta pelatihan kali ini kata dia akan diberikan materi mulai dari regulasi dan kebijakan, persiapan benih, lahan, pemeliharaan pada masa sebelum panen, pemupukan, hingga pengendalian organisme pengganggu tanaman. Selain itu nanti juga ada kunjungan ke Perkebunan Sawit Swasta Nasional PT Sinarmas Grup di Kabupaten Siak.