Melalui Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, BPDPKS dan Ditjenbun gandeng LPP Agro Nusantara adakan Pelatihan ISPO

id Pelatihan ISPO, Petani Sawit Rohul, BPDPKS dan Ditjenbun, LPP Agro Nusantara

Melalui Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, BPDPKS dan Ditjenbun gandeng LPP Agro Nusantara adakan Pelatihan ISPO

LPP Agro Nusantara dan Kepala Dusun Riau beserta pekebun sawit peserta pelatihan ISPO. (ANTARA/HO-LPP Agro Nusantara)

Pekanbaru, (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian menggandeng Lembaga Pendidikan Perkebunan Agro Nusantara memberikan pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) kepada 35 petani sawit yang berasal dari Kabupaten Rokan Hulu.

Pelatihan ini berlangsung pada selama enam hari, 28 Mei–2 Juni 2024 diPekanbaru.

Perwakilan Manajemen PT LPP Agro Nusantara, Kunthi Widhyasih, dalam sambutannya mengatakan sebagai salah satu komoditi strategis, Kelapa Sawit memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia.

"Dengan luas lahan sekitar 16,38 juta hektare menjadikan Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar. Dari sisi produksi, pemerintah menargetkan capaian produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai 100 juta pada tahun 2040. Target ini tentu menjadi capaian bersama yang harus dicapai oleh seluruh pelaku bisnis kelapa sawit di Indonesia, tidak terkecuali pekebun rakyat," katanya, Selasa.

Untuk itu, lanjutnya, optimalisasi peran pekebun rakyat perlu terus ditingkatkan. Pasalnya kecakapan pekebun rakyat sangat krusial untuk mendorong kualitas produktivitas dan hasil kebun kelapa sawit.

Program pelatihan ini dilaksanakan setiap tahun dan para peserta akan mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas. Di antaranya mengenai kebijakan, prinsip, dan kriteria ISPO, legalitas lahan dan kebun, prosedur sertifikasi ISPO bagi pekebun, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, dan sebagainya.

"Peserta juga berkesempatan melaksanakan praktik mengenai materi terkait di perkebunan milik Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah di Kabupaten Pelalawan," ujarnya.

Dia mengatakan pada tahun 2024 ini, BPDPKS dan Ditjenbun menggandeng 15 lembaga pelatihan dan menyasar pekebun dari 14 provinsi di Indonesia. BPDPKS mempercayakan LPP Agro Nusantara untuk menyelenggarakan 43 judul pelatihan dengan 11 jenis pelatihan.

Secara total, LPP Agro Nusantara melatih sejumlah 1.339 peserta secara bertahap dalam periode April–September 2024.

Adapun wilayah pelaksanaan pelatihan ini diadakan di tujuh provinsi yaitu Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah yang terdiri dari 11 kabupaten.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Riau, Syahrial Abdi yang membuka kegiatan ini menyampaikan 20 persen produksi CPO Indonesia berasal dari Riau. Data terbaru 3,8 juta hektare lahan sawit di Riau dengan 3,6 juta di antaranya bergantung pada sawit.

"1,7 juta hektare lahan sawit itu dikelola petani swadaya dan mitra, jadi tergantung bagaimana menata kelola sawit dengan baik. Kita harus persiapkan salah satunya dengan pelatihan ISPO karena beda petani dengan perusahaan adalah tata kelolanya," ungkapnya.