Riau Tekan Kemiskinan Lewat Investasi

id riau tekan, kemiskinan lewat investasi

Riau Tekan Kemiskinan Lewat Investasi

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau berharap dapat menekan angka kemiskinan lewat investasi yang tercatat hingga kwartal pertama 2014 mencapai Rp7,19 triliun untuk Penanaman Modal Asing (PMA) serta Rp696,5 miliar bagi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

"Diharapkan dengan peningkatan investasi tersebut, turut juga diiringi penekanan angka pengangguran. Kita menargetkan 60 ribu tenaga sumber daya manusi lokal di Riau dapat terserap tahun ini," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan Investasi Riau Irhas Irfan di Pekanbaru, Rabu.

Menurutnya, potensi sumber daya alam di Riau serta sektor strategis lainnya cukup diminati oleh para investor asing seperti dari Singapura, Jepang serta Saudi Arabia dan pada kwartal pertama nagar Singapura menduduki peringkat pertama.

Bidang yang peling diminati seperti industri pengolahan minyak sawit mentah (CPO) masih mendominasi karena provinsi tersebut berdasarkan data terkahir memiliki sekitar 2,3 juta hektare perkebunan kelapa sawit.

Selain itu juga biomassa yang mulai diminati investor baik dari dalam maupun luar negeri, kemudian pembangkit listrik, lalu industri pengolahan tanaman sagu, buah kelapa dan perkebunan karet.

"Hal itu harus didukung dengan kebijakan khusus dari kami selaku pemerintah yang mewajibkan pihak swasta memakai tenaga kerja tempatan. Jika tidak ada kebijakan, maka dikawatirkan tenaga kerja tempatan hanya menjadi penonton," katanya.

Jika memungkinkan, lanjutnya, maka tenaga kerja tempatan bisa menduduki level sampai tingkat manajer sebuah perusahan.

"Tingkatan seperti itu memerlukan keahlian dan pendidikan dibidangnya. Itulah gunanya kita beri pelatihan, agar para tenaga kerja lokal bisa diberdayakan dengan maksimal," ucapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Riau mencatat hingga Februari 2014 jumlah penduduk yang bekerja di provinsi tersebut sebesar 2.661.327 orang atau berkurang 50.918 orang atau 1,87 persen dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2013.

Sementara jumlah angkatan kerja di provinsi itu terserap yang terserap pasar mencapai 2.801.165 orang atau turun 28.033 orang atau 0,99 persen dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar 2.829.198 orang.

Tingkat pengangguran terbuka hingga Februari 2014 sebesar 4,99 persen atau lebih tinggi dibandingkan keadaan pada periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 4,13 persen.