Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan program School to Work Transition dirancang untuk menekan angka pengangguran muda.
"Program ini akan diselenggarakan secara masif dengan skema hybrid, dan diorkestrasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui 303 Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah serta 2.421 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta," ujar Yassierli di Jakarta, Senin.
Yassierli memperkenalkan program School to Work Transition yang akan digulirkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga. Program ini merupakan integrasi pelatihan dan pemagangan berskala nasional yang dirancang untuk menekan angka pengangguran muda.
Skema School to Work Transition menyasar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengingat tingkat pengangguran tertinggi berada pada kelompok usia 19–24 tahun.
Data juga menunjukkan bahwa lulusan SMK memiliki proporsi pengangguran terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Selain itu, terjadi mismatch antara jurusan pendidikan dengan kebutuhan industri, di mana beberapa jurusan memiliki tingkat pengangguran di atas rata-rata.
Lebih lanjut, Yassierli mengatakan bahwa fokus program ini mencakup pengembangan skill set masa depan seperti elektronika industri, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI), terintegrasi dengan pelatihan soft skill, bahasa asing, dan kewirausahaan, serta bertujuan mengatasi ketimpangan dan mismatch dengan kebutuhan industri.
Adapun tema prioritas dalam program ini meliputi smart operation, smart creative IT skills, agroforestry, dan green jobs. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam pelaksanaan program tersebut.
"Kita ingin tema-tema ini menjadi unggulan pelatihan kami tahun ini. Dan kami membutuhkan kerja sama juga dengan lintas kementerian untuk bisa mengeksekusi ini," ujar Yassierli.
Sebagai informasi, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait Sinergi Program Pembangunan Bidang Ketenagakerjaan dengan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan kerja sama ini menjadi langkah awal dalam upaya menyelaraskan dunia pendidikan dengan kebutuhan industri, khususnya melalui skema school to work transition.
Menurut Menaker, tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah memastikan lulusan pendidikan benar-benar siap kerja.
Salah satu fokus utama Kemnaker adalah merancang program school to work transition yang relevan dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang IT dan digitalisasi, guna memenuhi kompetensi yang dibutuhkan untuk pekerjaan masa depan.
Baca juga: Menaker Yassierli nilai perlu transformasi untuk atasi persoalan K3
Baca juga: Menaker Yassierli sebut rekrutmen tenaga kerja harus terbuka dan bebas pungli