Kampar dan Pekanbaru berhasil turunkan stunting di bawah 10 persen

id Pemerintah Provinsi Riau,stunting Riau

Kampar dan Pekanbaru berhasil  turunkan stunting di bawah 10 persen

penjabat Gubernur Riau SF Hariyanto saat ekspose tentang stunting Riau yang mengalami penurunan, di Pekanbaru. (ANTARA/HO-Pemprov Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Penjabat Gubernur Riau SF Hariyanto mengatakan dua daerah di provinsi ini berhasil menurunkan stunting di bawah 10 persen yaitu Kabupaten Kampar dengan cakupan prevalensi stunting mencapai 7,6 persen dan Kota Pekanbaru 7,8 persen.

Sehingga kedua daerah itu menjadi yang terbaik dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Riau tahun 2023.

"Atas capaian itu Pemerintah Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru akan menerima penghargaan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) karena telah berhasil menurunkan prevalensi stunting, dan menjadi terendah dari 14 persen target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo tahun 2024," kata SF Hariyanto di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, Riau menempati urutan ketiga dengan cakupan prevalensi stunting terendah tahun 2023 yaitu sebesar 13,6 persen, setelah Bali 7,2 persen dan Jambi 13,5 persen.

Oleh karena itu prevalensi stunting untuk kabupaten/kota di Riau tahun 2025 harus bisa di bawah angka 10 persen.

"Saya yakin dan percaya pada 2025 stunting di Riau di bawah 10 persen, karena prevalensi stunting di Bumi Lancang Kuning ini menunjukkan tren penurunan, dimana 2013 stunting Riau 36,8 persen dan pada 2023 sebesar 13,6 persen," katanya.

Artinya katanya pula, selama 10 tahun terakhir Riau mampu menurunkan stunting sebesar 23,8 persen dengan rata-rata 2-3 persen per tahun. Pemprov Riau masih akan melakukan pengecekan lebih lanjut untuk mendapatkan kepastian terhadap kondisi stunting di kabupaten/kota. Termasuk menginventarisasi daerah-daerah dengan angka stunting yang masih tinggi.

Upaya menurunkan stunting di Riau katanya, tidak cukup hanya pemerintah saja namun juga membutuhkan peran berbagai pihak termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan dan swasta.

"Stunting sangat mengancam kualitas sumber daya manusia Riau pada masa mendatang, sebab stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas, sehingga stunting harus ditekan," katanya.

.