Waspada banjir susulan di Kampar

id BNPB, Teropong Bencana, Banjir, Kampar, Riau

Waspada banjir susulan di Kampar

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari memaparkan kondisi kebencanaan hidrometeorologi di Indonesia pada periode 13-19 Mei 2024 di Jakarta, Selasa (21/5/2024). (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga di Kabupaten Kampar untuk lebih meningkatkan kewaspadaan atas adanya potensi banjir susulan dalam beberapa hari ke depan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa potensi tersebut sangat mungkin terjadi setelah berdasarkan analisa cuaca secara umum Riau dan sekitarnya masih akan dilanda hujan intensitas ringan hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang.

Pihaknya mengkonfirmasi analisa cuaca yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu menjelaskan potensi hujan ringan hingga sangat lebat disertai petir serta angin kencang masih akan berlangsung hingga dua hari mendatang, termasuk wilayah Siak Hulu yang saat ini sedang dilanda banjir.

"Kesiapsiagaan masyarakat harus dapat ditingkatkan, seperti melakukan evakuasi mandiri atau meminta pertolongan petugas berwenang apabila membutuhkan bantuan evakuasi," kata dia.

Untuk itu pula, ia berharap pemerintah daerah setempat bisa lebih responsif dalam mempertebal upaya penanggulangan dampak bencana banjir selain dari evakuasi dan pengungsian, juga memperhatikan ancaman penyebaran penyakit yang timbul dalam kondisi banjir di wilayah terdampak.

Pusat Pengendalian Operasi BNPB melaporkan hingga saat ini sebanyak tiga desa di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau, masih tergenang oleh banjir sejak Selasa (14/5), yakni Desa Buluh Cina, Desa Tanjung Balam dan Desa Teratak Buluh meski tinggi airnya sudah berangsur menyusut.

Tim BNPB memantau permukaan genangan mengalami penurunan 20 – 50 cm di beberapa titik namun banjir tersebut masih merendam sekitar 500 rumah warga serta fasilitas umum lainnya berupa dua fasilitas pendidikan dan tiga tempat ibadah.

Total jumlah korban sebanyak 500 keluarga atau terdiri dari 1.500 jiwa warga dari ketiga desa tersebut yang sebagian besar menempati pengungsian.

"Tidak ada laporan adanya korban jiwa atau warga yang mengalami luka-luka akibat kejadian ini, seiring masih tingginya potensi hujan maka kondisi kesehatan juga harus selalu dalam pantauan," ujarnya.