Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau tahun 2024 menargetkan pengembangan tanaman padi pada lahan seluas 6.000 hektare guna menurunkan ketergantungan kebutuhan pangan pokok itu dari provinsi tetangga.
Target itu tertuang dalam rencana aksi kerjasama Pemerintah Provinsi Riau dalam sebuah kesepakatan tentang upaya khusus gerakan daerah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam penyediaan pangan di Provinsi Riau tahun 2024, digelar di Pekanbaru, Jumat.
"Selain pengembangan tanaman padi seluas 6.000 hektare itu juga target pengembangan jagung seluas 600 hektare dan pengembangan cabai seluas 50 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Riau (PTPH) Syahfalefi.
Menurut Syahfalefi, untuk mencapai target itu maka seluruh pihak terkait telah menyepakati langkah teknis kerja sama dengan Korem 031/Wira Bima dalam fokus kebijakan daerah yang meliputi pengairan, perbenihan, kelembagaan dan SDM petani. Selai itu juga mendiskusikan hal hal yang berkaitan dengan proses pendampingan.
Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Dany Racka Andalasawan menyampaikan bahwa Korem memiliki konsep penataan lahan pangan berbasis hulu dan hilir.
Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan kemampuan Provinsi Riau dalam memproduksi tanaman pangan baru mencapai 25 persen karena itu kerja sama dengan Korem 031/Wira Bima dapat mendukung pelaksanaan program penyediaan pangan daerah sebab TNI memiliki SDM Babinsa yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil.
"Dinas Pertanian Kabupaten/Kota juga harus berkomunikasi dengan Dandim di setiap wilayah dalam menyukseskan program ini. Dinas kabupaten dan kota perlu melakukan identifikasi dan pemetaan jaringan irigasi untuk mendukung peningkatan indeks pertanaman," katanya.
Ia juga berharap perlu dorongan pemanfaatan potensi pembiayaan pertanian yang bersumber dari APBN/APBD dan pembiayaan lain seperti KUR, CSR, dan asuransi pertanian.
Selain itu juga perlu menerapkan inovasi pertanian dan agrostandar untuk meningkatkan serta proses menjamin mutu produk hasil pertanian melalui koordinasi denganBalai Penerapan Standardisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Riau.
"Kapasitas SDM pertanian harus meningkat melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan petani milenial. Aksi ini harus dilaksanakan secara serius, apalagi di level pusat telah melakukan kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan TNI," katanya.
Saat ini katanya menyebutkan jumlah penduduk Riau mencapai 6,7 juta jiwa lebih sedangkan kemampuan secara internal selama bertahun tahun menyiapkan ketahanan pangan hanya 25 persen.
Karena itu katanya perlu upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian melalui komitmen dan sinergi para pihak terkait dalam upaya meningkatkan penyediaan pangan daerah.