Menikmati denyut "car free night" di depan Taman Giri Menang Lombok Barat

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara,Lombak

Menikmati denyut "car free night" di depan Taman Giri Menang Lombok Barat

Sejumlah pengunjung menikmati perayaan malam bebas kendaraan bermotor di Taman Giri Menang, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (3/5/2025). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Lombok Barat (ANTARA) - Arkhan Purnama (3 tahun) bersama kedua orang tuanya berjalan perlahan menghampiri pedagang kelomang yang berjualan di tepi trotoar depan Taman Giri Menang di Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Sorot mata kecil itu tertuju pada kelomang atau umang-umang yang dibubuhi gincu jingga dan ungu. Cangkang kelomang pancarona memantulkan sinar lampu jalan mengusir gelap malam yang kian pekat.

Arkhan bersama ribuan orang lainnya saat itu sedang menikmati hiruk pikuk sebuah perayaan malam bebas kendaraan bermotor atau car free night yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

Taman Giri Menang yang familiar disebut Taman Kota Gerung yang berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare berada di sebelah kanan depan Kantor Bupati Lombok Barat. Taman ini menjadi pusat keramaian masyarakat setiap Sabtu malam.

Puluhan tenan kuliner berjajar menyuguhkan aneka makanan dan minuman kepada para pengunjung malam bebas kendaraan bermotor. Aroma wangi bakso bakar, sambal pelecing, hingga telur gulung saling unjuk kekuatan memikat setiap calon konsumen agar mau membeli.

Wadah interaksi sosial

Wakil Bupati Lombok Barat Nurul Adha mengatakan car free night menjadi wadah pertemuan yang memungkinkan masyarakat berkumpul untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran, dan membangun hubungan sosial.

Kehidupan masyarakat secara sosial dapat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah baik dari segi politik, ekonomi, maupun lingkungan. Kebahagiaan masyarakat dan kemajuan pembangunan punya korelasi yang kuat satu sama lain.

"Acara car free night sebagai wadah pertemuan masyarakat. Kami ingin menghidupkan Gerung, Ibu Kota Lombok Barat, yang selama ini sepi," ujarnya.

Pelaksanaan malam bebas kendaraan bermotor tersebut dimulai setiap hari Sabtu sejak sore selepas Ashar pukul 16.00 sampai 22.00 WITA. Berbagai atraksi seni dan budaya tampil menghibur para pengunjung, di antaranya tari kreasi, baca puisi, orkes musik, maupun pertunjukan tradisi adu tangkas peresean.

Gerung yang sepi saat malam kini tampak meriah berkat penyelenggaraan car free night dan menjadi destinasi keramaian baru di wilayah Lombok Barat.

Kabupaten Lombok Barat yang merupakan satu dari 10 kabupaten/kota di NTB memiliki berbagai potensi wisata, budaya, dan ekonomi yang dapat dikembangkan. Beberapa objek wisata yang populer di Lombok Barat antara lain Pantai Senggigi, Gunung Rinjani, Danau Segara Anak dan Pantai Lembar.

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Lombok Barat yang selama ini lebih banyak menggantungkan penjualan dari acara ke acara perlahan mulai tumbuh melalui perhelatan malam bebas kendaraan bermotor tersebut.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat optimistis kegiatan itu bisa mendorong perputaran ekonomi, pemerataan pembangunan, dan menekan angka kemiskinan dari level desa hingga kecamatan.

Car free night bukan sekadar gerakan menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor, tetapi lebih kepada memberikan akses yang adil dan setara bagi semua kalangan dalam menikmati fasilitas publik.

Pemberdayaan seni budaya

Perhelatan malam bebas kendaraan bermotor menyediakan ruang terbuka bagi setiap sekolah, sanggar, maupun paguyuban untuk menampilkan berbagai atraksi seni budaya langsung di hadapan masyarakat umum.

Bagi seniman dan budayawan muda yang masih malu tampil ke depan publik dapat menjadikan car free night sebagai wadah mengasah keberanian mental sekaligus ajang promosi diri.

Pemerintah setempat merancang perayaan malam bebas kendaraan bermotor untuk memberdayakan seni dan budaya lokal yang tersebar pada 10 kecamatan di Lombok Barat, sehingga ragam potensi seni budaya bisa muncul ke permukaan.

Sebuah panggung portabel setinggi satu meter dengan panjang sekitar tujuh meter yang berdiri di depan Taman Giri Menang, menjadi pusat hiburan dan pertunjukan yang bisa dinikmati secara gratis. Fasilitas itu menjadi tempat yang strategis untuk meluapkan ekspresi, talenta, dan bakat masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Agus Gunawan menuturkan pelaksanaan car free night merupakan sebuah proyek percontohan untuk menciptakan pusat-pusat keramaian yang inklusif di Lombok Barat. Pemerintah berkomitmen acara serupa tidak hanya di Gerung, tetapi juga berpotensi meluas hingga ke Sekotong, Narmada, Lembar, dan Senggigi.

Pada 20 April 2025, pertunjukan peresean yang digelar dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Lombok Barat ke-67 di Taman Giri Menang mendulang apresiasi positif dari 5.000 lebih penonton yang datang menyaksikan pertarungan antara dua lelaki bersenjatakan tongkat rotan dan berperisai kulit kerbau tersebut.

Antusiasme pengunjung menyaksikan peresean menandakan kebutuhan dasar—emosional, estetika, kognitif, sosial, dan hiburan—terhadap kehadiran pertunjukan seni dan budaya lokal yang menjangkau semua lapisan masyarakat.

Butuh pembenahan

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat meluncurkan gerakan malam bebas kendaraan motor perdana pada 26 April 2025. Program yang terbilang baru itu masih membutuhkan banyak pembenahan agar pengunjung semakin nyaman.

Taman Giri Menang dan sepanjang jalan Soekarno Hatta yang menjadi lokasi car free night terkesan kotor lantaran keterbatasan tong sampah. Bungkus plastik, stirofoam, bilah-bilah bambu bekas tusukan cilok dan telur gulung berserakan di mana-mana.

Kegiatan yang menghadirkan ribuan massa seharusnya menyediakan tong sampah setiap 10-20 meter agar masyarakat tidak kesusahan membuang bungkus makanan dan minuman. Tong sampah yang mudah diakses secara tidak langsung dapat membangun kesadaran masyarakat untuk perlahan menghilangkan budaya membuang sampah sembarang.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat perlu menyediakan tong sampah tiga warna (hijau, kuning, dan merah) untuk mendidik masyarakat tentang bagaimana memilah sampah sesuai jenis berupa organik, anorganik, dan B3.

Fasilitas tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok yang saat ini sudah kewalahan menampung timbulan sampah sebanyak 300 ton setiap hari dari Kota Mataram dan Lombok Barat dapat menjadi pemantik agar masyarakat peduli terhadap persoalan sampah.

Selain aspek kebersihan lingkungan, penyelenggaraan car free night di Lombok Barat juga perlu memperhatikan aspek pencahayaan.

Posisi lampu jalan yang tinggi dan berjarak cukup jauh antara tiang satu dengan tiang lain kurang pas untuk menerangi kerumunan massa. Meski ada lampu portabel yang sering dipakai ketika menangani kejadian bencana alam, namun alat itu masih kurang terang.

Lampu jalan dan sumber listrik yang mudah dijangkau perlu diperbanyak agar suasana malam bebas kendaraan bermotor menjadi kian semarak dengan siraman cahaya neon. Aspek kebersihan, pencahayaan, dan keamanan adalah poin penting yang perlu diperhatikan saat menyelenggarakan acara malam hari.