Afni Z dari wartawan menjadi Bupati Siak

id Pelantikan bupati Siak, Afni bupati Siak, wartawan jadi Bupati Oleh Bayu Agustari Adha

Afni Z dari wartawan menjadi Bupati Siak

Afni Zulkifli dan Syamsurizal saat prosesi pelantikan Bupati dan wakil bupati Siak. (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak, Riau, (ANTARA) - 4 Juni 2025 menjadi hari bersejarah bagi Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Pada hari inilah dilantik Bupati dan Wakil Bupati Siak terpilih Afni Zulkifli dan Syamsurizal untuk periode 2025-2030.

Jika dilihat rekam jejaknya maka banyak catatan rekor yang ditorehkan pasangan ini. Dari bupatinya yakni Afni menjadi bupati perempuan pertama di Negeri Istana tersebut. Bahkan juga menjadi bupati kelahiran Siak pertama yang memimpin kabupaten yang berusia 26 tahun tersebut.

Afni Zulkifli sendiri mengaku tidak menyangka bisa memenangkan pemilihan kepala daerah tersebut. Pasalnya ini baru kali pertama juga dia terjun ke politik dan langsung bertarung dengan petahana Alfedri-Husni Merza serta dengan kandidat senior lainnya.

Afni lahir di Siak, 23 Juni 1985 dari orangtua sederhana dengan ayah bekerja serabutan dan ibu menjual lontong di rumahnya yang berada di belakang Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Siak. Dari kecil dia diketahui sudah aktif dan pintar oleh teman-temannya.

Untuk sekolah jenjang menengah dia menempuh pendidikan ke Pekanbaru untuk menjadi santriwati. Selepas itu dia kembali ke SMAN 1 Siak dan menamatkan pendidikannya di sana.

Tamat masa sekolah dia memutuskan untuk kuliah jauh dari Siak yakni ke Malang, Jawa Timur pada Universitas Islam Malang Jurusan Ilmu Administrasi Publik masuk tahun 2003. Hingga akhirnya dia tuntaskan kehidupan kampus dengan singkat pada tahun 2007.

Afni kembali lagi ke Provinsi Riau, ia pun langsung bekerja sebagai wartawan di salah satu surat kabar jaringan di Kota Pekanbaru. Dia merasa tertantang untuk menjadi wartawan karena selalu menguji dan memaksa untuk berpikir cepat.

Ia pun menjalani rutinitas liputan dan telah menjelajahi berbagai tempat mulai dari Kantor Gubernur Riau hingga kantor-kantor kepolisian. Bukannya senang-senang, Afni mengaku merasakan juga bagaimana pahit manisnya meliput di lapangan menjadi jurnalis.

Kadang-kadang harus berkompromi kondisi keuangan yang tidak bersahabat namun tuntutan pekerjaan harus tetap dilaksanakan. Dia pernah bercerita diminta liputan kriminal ke Kepolisian Sektor Rumbai. Lokasi itu ibarat dari utara ke selatan dari tempatnya berada saat itu.

"Saat itu saya dari Panam ke Polsek Rumbai yang berada di perbatasan Pekanbaru. Selepas liputan saya hubungi kawan saya. Kalau saya berhenti di depan rumahmu berarti 'minyak' (bensin) saya habis," ujarnya dalam suatu kesempatan bercerita dengan Antara.

Untungnya lanjut dia bahan bakarnya mencukupi namun kekhawatiran darinya tak bisa disembunyikan. Begitulah aktivitas jurnalistiknya dengan menggunakan sepeda motor ke mana-mana.

Tak hanya itu, pada peristiwa gempa di Sumatera Barat tahun 2009, ia pun dari Pekanbaru menggunakan sepeda motor untuk sampai di lokasi bencana. Mungkin katanya dia wartawan luar provinsi yang datang ke sana.

Atas dedikasinya itu pada tahun 2010 dia dipromosikan untuk menjadi wartawan di Jakarta oleh surat kabar jaringan tersebut. Di Jakarta dia dapat leluasa meraih pengalaman jurnalistiknya.

Ia pun tercatat sudah melakukan liputan ke berbagai instansi pusat seperti DPR RI, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan hingga ke Istana Negara. Berbagai pengalaman liputan di luar negeri pun juga sudah dirasakannya.

Akhirnya pada tahun 2015 dia kembali ke Pekanbaru sebagai Pemimpin Redaksi dari surat kabar jaringan tempatnya memulai karir jurnalistik. Dengan pengalamannya di Jakarta orang-orang yang dipimpinnya dituntun bekerja cepat dan tuntas.

Sebuah drama proses pencarian berita menjadi titik balik hidupnya sekarang. Saat itu dia meminta wartawannya di Jakarta untuk mengkonfirmasi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia saat itu, Siti Nurbaya Bakar terkait kebakaran hutan dan lahan.

"Saya kenal dengan Buk Siti itu bukan karena saya pernah liputan sama dia, tapi karena saya sering nyuruh wartawan kami di Jakarta nanyakan ini itu ke Buk Siti. Karena sering bertanya-tanya begitu Buk Siti minta langsung sama saya bicara. Di situ saya sampaikan bahwa asap di Riau ini karena kubah gambut yang sudah rusak karena disekat-sekat perusahaan," ujar Afni.

Selanjutnya Menteri LHK itu berpikir ini orang bagus juga dan selanjutnya sering berkomunikasi. Dari situ lah akhirnya Afni diangkat menjadi Tenaga Ahli Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar pada tahun 2016.

Terjun ke Politik

Sejak menjadi Tenaga Ahli Menteri LHK, Afni lebih sering berinteraksi dengan masyarakat terutama di Provinsi Riau. Dia pun turun ke masyarakat menyelesaikan masalah kehutanan yang marak konflik lahan.

Dari situlah dia mulai belajar bahwa permasalahan lahan di Provinsi Riau dan Kabupaten Siak khususnya adalah hal krusial untuk diselesaikan. Rata-rata permasalahan masyarakat adalah soal lahan dengan perusahaan hutan tanaman industri di Riau.

Bersama-sama masyarakat ia berjuang untuk memperoleh kepemilikan lahan dengan cara sesuai hukum. Hasilnya sejumlah masyarakat teradvokasi bahkan ada yang sudah mendapatkan sertifikat biru atas lahan yang sebelumnya berkonflik.

Selain beraktivitas dengan masyarakat dirinya juga menggesa jenjang pendidikan hingga menjadi doktor pada 2020. Dia pun juga tercatat sebagai dosen di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru sejak 2016. Dirinya juga didapuk sebagai Ketua Muslimat Nahdatul Ulama Kabupaten Siak tahun 2024.

Dengan pengalaman dekat bersama masyarakat, ia pun berniat untuk memperjuangkan lebih jauh dengan terjun ke politik. Awalnya dia ingin mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif untuk DPRD Riau pada Daerah Pemilihan Siak-Pelalawan dari Partai Nasional Demokrat tahun 2024.

Akan tetapi dengan alasan berbagai dinamika politik di dalam partai, Afni tak jadi mencalonkan. Padahal ia pun telah bersosialisasi dengan dengan masang baliho maupun alat peraga lainnya termasuk di media sosial.

Selesai Pemilu Legislatif dan Presiden, Afni langsung tancap gas bersosialisasi untuk maju jadi Bupati Siak. Sejumlah baliho dirinya dibentangkan walaupun belum ada partai yang pasti untuk mendukung.

Selepas Idul Fitri 2024, ia pun rajin bersosialisasi dan menghadiri kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Padahal calon lain belum ada melakukan sosialisasi termasuk petahana saat itu Alfedri-Husni Merza yang masih fokus menjalani tugas kepala daerah seperti biasa.

Pada September dimulailah pendaftaran ke partai politik sebagai tahapan awal pencalonan untuk Pilkada. Afni tercatat mendaftar hampir ke semua partai termasuk di mana dirinya tercatat sebagai kader yakni di Partai Nasdem.

Singkat cerita Afni memperoleh dukungan dari Partai Golongan Karya, Partai Demokrat, dan Nasdem. Dia pun berpasangan dengan Syamsurizal yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Kabupaten Siak.

Pasangan itu akhirnya ditetapkan sebagai calon dan mendapatkan nomor urut 2. Penantangnya ada dua Paslon yakni Petahana Alfedri-Husni Merza yang didukung Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Perindo, Hanura, PKS dan Gerindra dengan nomor urut 3. Satu lagi Paslon nomor urut 1 Irving Kahar Arifin -Sugianto diusung oleh PDI Perjuangan dan PKB.

Dua pasang lawan Afni-Syamsurizal merupakan senior dan berpengalaman di politik. Bupati Petahana Alfedri bersama Husni menang pada Pilkada 2020 lalu, sedangkan Paslon nomor 1 adalah Irving Kahar Arifin yang merupakan Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Siak selama 13 tahun dan wakilnya Sugianto adalah Anggota DPRD Riau dua periode.

Ketiganya pun bertarung di Pilkada Siak dengan melalui kampanye selama 75 hari. Pada masa-masa itu Afni sering juga mendapatkan perkataan direndahkan seperti perempuan tidak bisa memimpin dalam Islam.

Selain itu dirinya juga disinggung sebagai minim pengalaman bahkan ada juga yang dikatakan tidak punya dana politik. Drama-drama kampanye berlalu hingga akhirnya saat pemungutan suara dimulailah babak selanjutnya untuk drama yang lebih panjang.

Hasil perolehan suara Pilkada Siak dimenangkan Afni Z -Syamsurizal dengan perolehan suara 82.319. Sedangkan petahana Alfedri-Husni memperoleh 82.095 suara dan Paslon Irving Kahar -Sugianto memperoleh suara 37.988 suara.

Pleno di tingkat KPU Siak dilaksanakan pada 3 Desember 2024 memutuskkan hasil perolehan penghitungan suara masing-masing kandidat, dan Afni tetap unggul dari Alfedri. Petahana Alfedri -Husni Merza tidak terima dengan keputusan KPU Siak sehingga ia melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi sesuai waktu yang ditentukan.

MK menerima gugatan Alfedri-Husni Merza pada 5 Februari 2025 dan memerintahkan sengketa Pilkada Siak lanjut ke sidang pembuktian. Akhirnya MK memutuskan harus dilakukan Pemungutan Suara Ulang di TPS 3 Jayapura Bungaraya dan TPS 3 Buantan Besar, Siak serta membentuk TPS Lokasi Khusus di RSUD Tengku Rafian Siak.

PSU akhirnya dilaksanakan pada 22 Maret 2025 di tiga lokasi tersebut. Hasilnya, penghitungan perolehan PSU tetap dimenangkan Afni -Syamsurizal.

Afni dan Syamsurizal kembali ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU Siak. Akan tetapi pada detik-detik akhir drama kembali terjadi saat Calon Wakil Bupati Siak nomor urut 1 Sugianto menggugat KPU Siak atas hasil PSU.

Sugianto tidak menggugat hasil, tapi soal kepesertaan Alfedri sebagai kandidat bupati dengan tuduhan telah menjabat 2 periode sebagai Bupati Siak. MK meregistrasi gugatan Sugianto meskipun calon bupatinya Irving memberikan permohonan penarikan gugatan tersebut karena tidak atas persetujuannya.

Pada 25 April 2025, MK menggelar sidang perdana atas gugatan Sugianto dengan agenda mendengarkan pokok permohonan Sugianto. Selanjutnya pada 5 Mei 2025, MK menggelar sidang putusan sela dengan amar putusan menolak seluruhnya gugatan Sugianto karena dinilai tidak memenuhi legal standing.

KPU Siak selanjutnya menetapkan Afni-Syamsurizal sebagai Bupati dan wakil Bupati terpilih Pilkada 2024 pada 7 Mei 2024. Hingga akhirnya sang wartawan tersebut dilantik sebagai Bupati Siak di Gedung DPRD Siak di tanah sendiri, Rabu (4/6).

Sang mentor, Mantan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar turut hadir dalam pelantikan Afni Z dan Syamsurizal. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid serta dihadiri ribuan undangan dan masyarakat tanda berakhirnya drama Pilkada Siak.