Pekanbaru (ANTARA) - Setelah sebelumnya mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Kesamaptaan, para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM formasi penjaga tahanan melanjutkan perjuangannya ke tahapan selanjutnya yakni SKB Wawancara, Pengamatan Fisik, dan Keterampilan (WPFK), Jum’at (22/12/2023).
“SKB WPFK ini merupakan perjuangan terakhir agar bisa bergabung menjadi insan pengayoman yang bertujuan untuk mengetahui potensi peserta seleksi CPNS, baik kemampuan hard skill maupun soft skill serta integritas tiap individu peserta. Sehingga peserta CPNS yang nantinya akan menjadi seorang ASN benar – benar telah teruji integritas dan kemampuannya,” pungkas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Budi Argap Situngkir pada kesempatan ini.
Agar rangkaian proses rekrutmen CPNS ini berjalan dengan lancar, transparan dan akuntabel tanpa adanya kecurangan, SKB WPFK ini diawali dengan pembukaan segel ruangan yang menandai bahwa tempat dilaksanakannya tes ini telah steril. Selain itu panitia terdiri dari Kanwil Kemenkumham Riau dan panitia Pusat yang terdiri dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Inspektorat Jenderal, Biro SDM dan Pusdatin. Penguji yakni Direktur Pengamanan dan Intelijen Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Supriyanto, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Budi Argap Situngkir, Kepala Divisi Administrasi Johan Manurung, Kepala Divisi Pemasyarakatan Mulyadi, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Edison Manik dan Analis Kepegawaian Madya Pusdatin Zulfahmi.
Setelah absensi, para peserta akan memasuki ruangan untuk diperiksa apakah terdapat tato/tindik oleh Petugas, lalu peserta menunggu dipanggil untuk diwawancara oleh tim Penguji. Dihadapan Penguji, peserta akan diwawancara untuk mengetahui sejauh mana kesungguhan peserta menjadi seorang Insan Pengayoman yang berintegritas dan profesional.
“Santai saja, ini bukan interogasi oleh calon mertua. SKB WPFK ini merupakan perjuangan terakhir agar bisa bergabung menjadi insan pengayoman. Tampilkanlah usaha terbaik secara maksimal sehingga dapat meyakinkan Penguji,” ujar Budi Argap.
peserta terlihat all out dan antusias saling bersaing menunjukkan kemampuan dan keterampilan masing-masing. Ada yang menampilkan aksi bela diri (pencak silat, boxing, taekwondo, dll) melantunkan ayat suci, olahraga, berpuisi, memainkan alat musik dan lain sebagainya. Ini semua dilakukan untuk memukau dan memikat hati tim penguji untuk mendapatkan nilai kumulatif yang maksimal.
Untuk titik lokasi Provinsi Riau Tes SKB WPFK dilaksanakan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau. Sebanyak 94 orang dijadwalkan mengikuti SKB WPFK ini 5 orang tidak hadir sehingga menjadi 89 orang peserta yang dibagi kedalam dua sesi. Peserta ini memperebutkan 32 formasi penjaga tahanan untuk penempatan Provinsi Riau.