BPH Migas meresmikan secara serentak sembilan penyalur BBM Satu Harga klaster Sumatera
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan secara serentak sembilan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga klaster Sumatera sebagai upaya mewujudkan harga BBM yang terjangkau di seluruh wilayah Tanah Air.
Peresmian dilakukan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim dan Harya Adityawarman di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jumat (24/11).
Dalam rilis BPH Migas yang diterima, di Jakarta, Sabtu, Harya Adityawarman atau kerap disapa Didit mengungkapkan bahwa program BBM Satu Harga dilatarbelakangi oleh ketimpangan harga BBM di beberapa daerah terutama di Indonesia bagian timur.
Oleh karenanya, sejak tahun 2017, pemerintah mencanangkan kebijakan BBM Satu Harga, yang menjadi salah satu program prioritas nasional dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dampak positif dari kebijakan BBM Satu Harga telah dirasakan oleh masyarakat, tidak terkecuali masyarakat daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Buah dari kebijakan ini, tidak ada lagi disparitas harga BBM subsidi antarwilayah di Indonesia. Sehingga, ada penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan serta memberikan dampak berganda terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat yang merata," kata Didit saat peresmian.
Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menyampaikan demi mewujudkan harga BBM yang terjangkau ke pelosok NKRI melalui program BBM Satu Harga, dengan tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran, tentunya tidak mudah, dan oleh karenanya harus dikawal bersama.
"Untuk sampai pada titik ini, mendistribusikan BBM sampai dengan pelosok negeri, tidak semata-mata mudah dan ditempuh dalam waktu yang tidak singkat. Ada effort dan kerja-kerja kolektif, baik dengan pengusaha lokal, badan usaha penugasan, dan pemerintah daerah. Oleh karena itu, cita-cita nasional yang mulia untuk memastikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ini, harus terus kita kawal, tidak hanya sampai lembaga penyalur ini terbangun, tetapi memastikan penyalurannya yang harus tepat guna dan tempat manfaat bagi yang berhak," ujarnya.
Sejak 2017 hingga saat ini, pemerintah telah membangun 503 lembaga penyalur BBM Satu Harga, yang tersebar di seluruh Indonesia, dari target total 583 SPBU sampai 2024.
Untuk 2023, sudah terbangun 80 SPBU Satu Harga dari target 89 lokasi dan diharapkan sampai akhir tahun ini, target tercapai.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan sangat mengapresiasi program BBM Satu Harga yang telah dijalankan pemerintah.
"Hari ini, kami bersyukur dengan adanya tambahan dua lembaga penyalur BBM Satu Harga, yang diresmikan di wilayah kami, Aceh Tengah, sehingga saat ini kami memiliki tiga lembaga penyalur. Melalui BBM Satu Harga ini, roda perekonomian masyarakat semakin bergeliat, tidak terbebani oleh tambahan ongkos angkut, karena masyarakat dapat dengan mudah mengakses energi langsung di wilayah mereka," ujarnya pula.
Sedangkan, Executive General Manager Regional Sumatera Bagian Utara PT Pertamina Patra Niaga Freddy Anwar menyampaikan optimisme terhadap target pembangunan lembaga penyalur yang telah ditetapkan sampai 2024.
"Sebagai badan usaha yang ditugaskan oleh pemerintah, kami optimis untuk mencapai target 583 lembaga penyalur di tahun 2024. Langkah kita sudah on the track dan kami berterima kasih kepada BPH Migas dan pemerintah daerah, dari awal perizinan dan operasional di lapangan, sinergi ini harus terus kita tingkatkan," katanya lagi.
Peresmian SPBU Satu Harga klaster Sumatera, yang dipusatkan di Aceh Besar ini mewakili sembilan SPBU, yang berlokasi di Bunguran Selatan (Natuna), Rusip Antara (Aceh Tengah), Woyla Timur (Aceh Barat), Linge (Aceh Tengah), Pining (Gayo Lues), Siberut Barat Daya (Kepulauan Mentawai), Batang Natal (Mendailing Natal), Pesisir Tengah (Pesisir Barat), dan Rantau Rasau (Tanjung Jabung Timur).
Baca juga: BPH Migas sebut pemerintah serius dorong ekonomi 3T lewat program BBM Satu Harga
Baca juga: Pemerintah siap resmikan 51 penyalur Program BBM Satu Harga
Peresmian dilakukan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim dan Harya Adityawarman di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jumat (24/11).
Dalam rilis BPH Migas yang diterima, di Jakarta, Sabtu, Harya Adityawarman atau kerap disapa Didit mengungkapkan bahwa program BBM Satu Harga dilatarbelakangi oleh ketimpangan harga BBM di beberapa daerah terutama di Indonesia bagian timur.
Oleh karenanya, sejak tahun 2017, pemerintah mencanangkan kebijakan BBM Satu Harga, yang menjadi salah satu program prioritas nasional dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dampak positif dari kebijakan BBM Satu Harga telah dirasakan oleh masyarakat, tidak terkecuali masyarakat daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Buah dari kebijakan ini, tidak ada lagi disparitas harga BBM subsidi antarwilayah di Indonesia. Sehingga, ada penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan serta memberikan dampak berganda terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat yang merata," kata Didit saat peresmian.
Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menyampaikan demi mewujudkan harga BBM yang terjangkau ke pelosok NKRI melalui program BBM Satu Harga, dengan tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran, tentunya tidak mudah, dan oleh karenanya harus dikawal bersama.
"Untuk sampai pada titik ini, mendistribusikan BBM sampai dengan pelosok negeri, tidak semata-mata mudah dan ditempuh dalam waktu yang tidak singkat. Ada effort dan kerja-kerja kolektif, baik dengan pengusaha lokal, badan usaha penugasan, dan pemerintah daerah. Oleh karena itu, cita-cita nasional yang mulia untuk memastikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ini, harus terus kita kawal, tidak hanya sampai lembaga penyalur ini terbangun, tetapi memastikan penyalurannya yang harus tepat guna dan tempat manfaat bagi yang berhak," ujarnya.
Sejak 2017 hingga saat ini, pemerintah telah membangun 503 lembaga penyalur BBM Satu Harga, yang tersebar di seluruh Indonesia, dari target total 583 SPBU sampai 2024.
Untuk 2023, sudah terbangun 80 SPBU Satu Harga dari target 89 lokasi dan diharapkan sampai akhir tahun ini, target tercapai.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan sangat mengapresiasi program BBM Satu Harga yang telah dijalankan pemerintah.
"Hari ini, kami bersyukur dengan adanya tambahan dua lembaga penyalur BBM Satu Harga, yang diresmikan di wilayah kami, Aceh Tengah, sehingga saat ini kami memiliki tiga lembaga penyalur. Melalui BBM Satu Harga ini, roda perekonomian masyarakat semakin bergeliat, tidak terbebani oleh tambahan ongkos angkut, karena masyarakat dapat dengan mudah mengakses energi langsung di wilayah mereka," ujarnya pula.
Sedangkan, Executive General Manager Regional Sumatera Bagian Utara PT Pertamina Patra Niaga Freddy Anwar menyampaikan optimisme terhadap target pembangunan lembaga penyalur yang telah ditetapkan sampai 2024.
"Sebagai badan usaha yang ditugaskan oleh pemerintah, kami optimis untuk mencapai target 583 lembaga penyalur di tahun 2024. Langkah kita sudah on the track dan kami berterima kasih kepada BPH Migas dan pemerintah daerah, dari awal perizinan dan operasional di lapangan, sinergi ini harus terus kita tingkatkan," katanya lagi.
Peresmian SPBU Satu Harga klaster Sumatera, yang dipusatkan di Aceh Besar ini mewakili sembilan SPBU, yang berlokasi di Bunguran Selatan (Natuna), Rusip Antara (Aceh Tengah), Woyla Timur (Aceh Barat), Linge (Aceh Tengah), Pining (Gayo Lues), Siberut Barat Daya (Kepulauan Mentawai), Batang Natal (Mendailing Natal), Pesisir Tengah (Pesisir Barat), dan Rantau Rasau (Tanjung Jabung Timur).
Baca juga: BPH Migas sebut pemerintah serius dorong ekonomi 3T lewat program BBM Satu Harga
Baca juga: Pemerintah siap resmikan 51 penyalur Program BBM Satu Harga