Pekanbaru (ANTARA) - Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution kembali menyatakan optimistis untuk mencapai 14 persen prevalensi stenkes tahun 2024 sesuai target ditetapkan Presiden Jokowi.
"Untuk mencapai angka 14 persen pada tahun 2024 tidak sulit jika semua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) atau pemangku kepentingan terkait bekerja sesuai tugas dan tangung jawab dengan baik," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dalam Rembuk Stunting tingkat provinsi Riau di Pekanbaru, Rabu.
Edy Natar mengajak semua pihak yang terlibat perlu memiliki rasa tanggung jawab di dalam diri, dan menjalankan tugas sesuai dengan porsi masing-masing yang bekerja dalam satu tim.
Sementara itu berdasarkan hasil survai status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting Provinsi Riau adalah 17 persen. Jika dibandingkan dengan prevalensi stunting tahun 2021 yakni 22,3 persen, Provinsi Riau berhasil menurunkan 5,3 persen.
"Capaian ini merupakan prestasi bersama sehingga masuk 5 Provinsi di Indonesia yang berhasil menurunkan prevalensi stunting di atas 5 persen," kata Edy yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau.
Meskipun demikian kata Edy Natar, Riau tetap tidak boleh lengah dan harus waspada dengan terus bekerja keras untuk memastikan prevalensi stunting Provinsi Riau jangan sampai naik. Kepada Pemkab Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Siak, dan Kuansing di mana prevalensi stunting masih di atas rata-rata capaian Provinsi Riau maka harus bekerja lebih keras supaya bisa turun.
"Dengan sisa waktu 1 tahun 6 bulan ini, kita harus bisa menurunkan minimal 3 persen percepatan pencegahan stunting memerlukan intervensi terpadu yang mencakup intervensi spesifik dan sensitif, secara simultan dan berkelanjutan," katanya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan melalui rembuk stunting ini TPPS di semua tingkatan harus memastikan ketersediaan satu data stunting yang valid dan updated sebagai dasar pengambilan kebijakan dan penyusunan rencana kegiatan, sehingga tepat sasaran.
"TPPS pada semua tingkatan katanya harus memastikan ketersediaan program/kegiatan dan anggaran untuk intervensi spesifik dan sensitif percepatan dan penurunan stunting. Pastikan pendampingan bagi lima kelompok sasaran yakni remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, anak Baduta/Balita dan mereka harus mendapatkan pendampingan dan memperoleh layanan sesuai kebutuhan," katanya.
Selain itu pastikan laporan Semester I tahun 2023 harus sudah diupload pada tautan: https://s.id/pelaporantpps dan https://aksi.bangda.kemendagri.go.id paling selambat pada 1 juni 2023. ***3***T.F011
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB