Anggota VI BPK RI Pius Lustrilanang bekali mahasiswa Unri tegakkan kebenaran

id Unri

Anggota VI BPK RI Pius Lustrilanang bekali mahasiswa Unri tegakkan kebenaran

Anggota VI BPK RI Dr, Pius Lustrilanang (keempat kiri) bersama Rektor Unri Prof Dr Sri Indarti (keempat kanan) pada acara bedah buku Aldera, "Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999", di aula M. Diah Fakultas FKIP Kampus Bina Widya, Unri, di Pekanbaru  Kamis (30/3/2023). Antara/Frislidia.

Pekanbaru (ANTARA) - Anggota VI BPK RI Dr.Pius Lustrilanangmembekali 1.000 lebih mahasiswa Universitas Riau (Unri), Provinsi Riau), agar berani menegakkan kebenaran dan keadilan.

"Generasi milenial harus belajar dari sejarah perjuangan generasi masa sebelumnya, mereka berani mengorbankan nyawa untuk membangun demokrasi yang sudah kita nikmati sekarang," kata Pius Lustrilanang, sebagai pembicara kunci pada Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera, diPekanbaru, Kamis.
DrPius Lustrilanang disaksikan Rektor Unri Prof Dr Sri Indartimenanam pohon demokrasi di halaman Fakultas FKIP Kampus Bina WidyaUnri, di Pekanbaru, Kamis (30/3/2023). Antara/Frislidia.


Di hadapan mahasiswa, Piusberharap generasi milenialagar tetap teguh memegang nilai-nilai demokrasi dan menggunakan semua media saat ini untuk terus mengkampanyekan dan merawat demokrasi.

Oleh karena itu, ia berharap agar para mahasiswa harus tetap kritis dan ketika demokrasi ini berada dalam bencana. "Tantangannya sama saja yakni sampai kapan pun generasi muda akan tetap menjadi agen perubahan, akan senantiasa muncul dalam momentum kritis di saat masyarakat membutuhkan dan peran itu akan tetap ada, cuma caranya yang berbeda," katanya.

Sebagai agen perubahan itu, kata dia, sudah dijalankan oleh mahasiswa, contoh BEM(Badan Eksekutif Mahasiswa) mengkritisi Undang-Undang U Cipta Kerja yang menurut mereka sangat tidak demokratis dan menindas

"Itu artinya mereka menggunakan hak asasi mereka untuk mengoreksi jika ada yang perlu dilakukan koreksi," ujarnya.

Pius mengatakan Aldera (Aliansi Demokrasi Rakyat) adalah salah satu gerakan mahasiswa era 90-an yang cukup besar dengan tujuan utama yaitu menggulingkan kekuasaan Orde Baru.

Dengan hadirnya buku ini, katanya lagi, bisa mencerahkan mahasiswa yang membaca dan akhirnya melanjutkan perjuangan para mahasiswa pendahulu.

"Mahasiswa menjadi terpanggil untuk menjaga demokrasi yang sudah bersama-sama diperjuangkan hingga hari ini," ujarnya.

Dalam kuliah umum dan bedah buku ini, juga menghadirkan narasumber Dr TitoHandoko SIP, MSi, dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNRI, dan Cecep Suryadi SSos, ME, dosen/Komisioner Komisi Informasi Pusat 2017-2022.

Rektor Unri ProfDrSri Indarti mengatakan pihaknya bangga atas kedatangan pembicara kunci di mana sebagai aktivis 1993-1999merupakan momentum yang sangat bermanfaat, sekaligus bukti konkrit terhadap kemajuan bangsa melalui gerakan demokrasi yang membangun dan visioner.

"Oleh karena itu kaum muda akan meneruskan estafet kemajuan Indonesia, melalui kegiatan ini akan membawa wawasan baru bagi mahasiswa sebagai pemuda penerus zaman melalui kuliah umum dan bedah buku Aldera," katanya.

Aldera ini, katanya lagi, merupakan satu ungkapan sejarah yang dilakukan oleh pemuda dalam rangka memperjuangkan proses demokratisasi sebagai satu bentuk perjuangan yang dilakukan oleh para pemuda tahun 1993 sampai 1999.

"Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, akan menjadi kesempatan bagi mahasiswa sebagai generasi muda untuk memahami lintasan sejarah perjuangan para pemuda pada masa tersebut untuk menyambut estafet demokrasi,” ujarSiri Indarti.