Kementerian ESDM: Program Gerilya akan bantu pencapaian target EBT

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Griya

Kementerian ESDM: Program Gerilya akan bantu pencapaian target EBT

Tangkapan layar - Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam peluncuran program MISB Gerilya batch IV di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (ANTARA/Benardy Ferdiansyah)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM menyebutkan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) akan meningkatkan peran mahasiswa dalam mendukung target pencapaian bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.

"Harapan kami, program gerilya ini dapat meningkatkan peran serta anak muda, peran serta para milenial di dalam mendukung pencapaian energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025," ujar Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam peluncuran program MISB Gerilya Batch IV di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, sebagaimana dipantau dari YouTube Kementerian ESDM RI.

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Juga untuk berkontribusi kepada pencapaian NZE (net zero emission) pada tahun 2060, salah satu energi terbarukan yg berpotensi besar untuk dikembangkan secara masif adalah energi surya di mana kita berada di negara tropis dan juga berada di garis khatulistiwa," katanya.

Ia mengungkapkan potensi dari energi surya di Indonesia cukup besar, yaitu lebih dari 3.000 gigawatt (GW). Salah satu program energi surya yang saat ini memang dicanangkan oleh pemerintah adalah pengembangan PLTS atap. Di samping program-program PLTS lainnya yang diharapkan dapat mendorong upaya transisi energi di semua sektor, khususnya untuk PLTS atap ini juga bisa dimanfaatkan oleh sektor rumah tangga.

"Upaya transisi energi ini perlu didukung dengan keberadaan SDM yang kompeten dan mumpuni, untuk itu program Gerilya merupakan salah satu program kolaborasi yang melibatkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM dan Kemendikbudristek dan juga melibatkan pihak BUMN swasta kemudian juga akademisi, masyarakat, dan juga media," kata Feby.

Ia menjelaskan program Gerilya sebelumnya telah berjalan dua batch. Batch I digelar pada semester II 2021 diikuti oleh 52 mahasiswa dari 21 kampus. Pembekalan secara daring dilaksanakan selama 3 bulan dan kemudian 2 bulan kegiatan magang atau team based project (TBP) di 13 perusahaan.

"Sebelum dilakukan team based project, mahasiswa melakukan site visit untuk pendalaman materi teknis di PPSDM KEBTKE (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) dan PT Surya Energi Indotama," kata dia.

Selama enam bulan, peserta program Gerilya berkontribusi membantu dalam proses instalasi PLTS atap baru sebesar lebih dari 2,3 megawatt peak (MWp). Selain itu, peserta juga berkontribusi dalam instalasi dan komisioning PLTS atap 1,73 MWp di PT PAN Brothers, Boyolali.

Kemudian, Batch II dilakukan pada semester I 2022 diikuti 57 mahasiswa dari 29 kampus, juga dilakukan pembekalan daring selama dua bulan dan tiga bulan kegiatan magang di 15 perusahaan dan pendalaman materi teknis di PPSDM KEBTKE.

Pada Batch II, Gerilya juga berkolaborasi dengan Society of Rewenable Energy (SRE) membentuk community movement yang disebut dengan "Go Gerilya" sebagai wadah eksistensi mahasiswa Gerilya untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat dengan menyediakan energi bersih untuk menunjang aktivitas ekonomi di pedesaan baik itu di sektor pertanian, peternakan, dan juga sektor lainnya.

"Bekerja sama dengan PT Pertamina, PT Bukit Asam, kemudian juga Astra International dan PT SMI, 'Go Gerilya" telah berhasil memasang PLTS untuk kelistrikan di lebih dari 40 lokasi dengan total kapasitas terpasang kurang lebih di 120 kWp (kilowatt peak) dan lebih dari 1.000 penerima manfaat," tuturnya.

Sementara, pada semester II 2022, Batch III tidak digelar karena saat itu sedang dilakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum energi surya.

"Pada semester genap tahun akademik 2022/2023 ini Gerilya kembali bergabung pada program MSIB batch IV. Peserta mahasiswa tidak hanya dari studi eksakta melainkan juga dari studi sosio humaniora yang setidaknya telah menempuh pendidikan semester VI dan hasil pembelajaran pada program Gerilya ini nanti akan dikonversikan setara dengan 20 SKS," ucap Feby.

Adapun perbaikan lain pada program Gerilya Batch IV adalah waktu untuk TBP di lapangan diperpanjang menjadi empat bulan. Sedangkan, kursus daring dipersingkat menjadi hanya satu bulan.

"Kelas perkuliahan perdana ataupun stadium general telah dilaksanakan pada 13 Februari 2023 bersama Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana," kata Feby.

Ia mengatakan pada Batch IV, animo mahasiswa cukup tinggi untuk mengikuti program itu dengan total sebanyak 2.456 pendaftar dari 280 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

"Ini telah kita lakukan seleksi dengan hasil 62 mahasiswa dari 34 perguruan tinggi dinyatakan lulus tahap seleksi. Dari jumlah mahasiswa yang lulus di tahap seleksi, 24 orang adalah perempuan. Jadi, 38 persen dari peserta adalah wanita dan ini merupakan wujud komitmen kesetaraan gender dalam pelaksanaan program Gerilya MISB batch IV," ucap Feby.

Baca juga: Penguatan K3 di migas perlu dilakukan

Baca juga: Kadis ESDM Riau harapkan keberhasilan dari eksplorasi PHR