Mendikbudristek Nadiem Makarim sebut lebih dari 71 ribu sekolah formal terima bantuan TIK

id Berita harini, beritariau antara, berita riau terbaru, Nadiem

Mendikbudristek Nadiem Makarim sebut lebih dari 71 ribu sekolah formal terima bantuan TIK

Tangkapan layar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam Raker bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Selasa (24/1/2023). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah) (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan 71.991 sekolah formal telah menerima bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) selama 2020 hingga 2022.

"Dimulai dengan digitalisasi pendidikan. Ini momen sangat historis di mana sekarang lebih dari 71 ribu sekolah formal telah menerima bantuan TIK,” katanya dalam raker bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Selasa.

Sejumlah sekolah tersebut menerima bantuan 1.253.074 perangkat TIK, seperti dalam bentuk laptop, proyektor dan sebagainya sehingga semakin mendukung program digitalisasi sekolah.

Pemberian jutaan perangkat TIK kepada puluhan ribu sekolah formal di Indonesia tersebut merupakan hasil dari penggunaan anggaran belanja Kemendikbudristek sekaligus Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.

Kemendikbudristek juga memberikan empat platform pendidikan digital pendidikan secara gratis yaitu Platform Merdeka Mengajar, Platform Kampus Merdeka, Platform Sumber Daya Sekolah sekaligus Platform Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur.

Sebanyak lebih dari 2,08 juta guru yang berasal dari 150.731 sekolah telah melalukan log in dan mengimplementasikan Platform Merdeka Mengajar hingga akhir 2022.

Tak hanya Platform Merdeka Mengajar, aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yaitu ARKAS juga telah diunduh dan diimplementasikan oleh 217 ribu atau 99 persen pendidikan aktif.

Nadiem menjelaskan aplikasi ARKAS telah berhasil membantu para kepala sekolah untuk merencanakan penganggaran mereka karena Rp54,7 triliun potensi anggaran BOS 2022 tercatat secara transparan di aplikasi ini.

Berikutnya, aplikasi SIPLah yang merupakan e-commerce untuk membelanjakan dana BOS juga telah digunakan oleh 230.515 satuan pendidikan dengan Rp11,2 triliun dana BOS sudah dibelanjakan melalui aplikasi ini.

Aplikasi SIPLah sudah mampu menghubungkan 178.105 penyedia barang dan jasa dengan 18 mitra e-commerce SIPLah dengan 11 juta produk yang tersedia.

"Kami mendengar banyak aspirasi mengenai harga-harga yang lebih mahal dari situs online lain. Kami akan sangat cermat untuk mengatasi masalah ini. Kalau ada perbedaan harga, kami menghubungi vendor agar harganya tetap kompetitif,” katanya.

Aplikasi terakhir dikembangkan Kemendikbudristek untuk mendigitalisasi sekolah adalah TanyaBOS yang kini sudah terdapat 16.456 pengunjung aktif bertanya di forum dengan 5.315 topik ditayangkan.

Nadiem menambahkan saat ini telah terdapat 508 dari 514 kabupaten dan kota yang mengikuti program Sekolah Penggerak dengan 14.239 sekolah berpartisipasi dalam program ini.

"Ini adalah sekolah yang kami pantau langsung dari pusat untuk nantinya akan membantu menyebarkan Kurikulum Merdeka, gerakan merdeka belajar dan menjadi tempat di mana kepala sekolah bisa mengerti transformasi merdeka belajar,” katanya.

Implementasi Kurikulum Merdeka telah dilakukan oleh 156.937 sekolah dengan 56.457 guru berpartisipasi sebagai guru penggerak.

Selain dari sisi digital, Kemendikbudristek sekaligus mendistribusikan 16.868.247 eksemplar buku ke 57.087 satuan pendidikan, baik di daerah 3T maupun non-3T di 554 kabupaten/kota di Indonesia.