Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan dengan sejumlah pihak di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, membahas bantuan kemanusiaan dan dukungan bagi pendidikan perempuan di Afghanistan. Beberapa pihak ditemui Menlu Retno dalam kunjungan kerjanya di New York, salah satunya Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Rina Amiri, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri pada Jumat.
Dalam pertemuan dengan utusan AS itu, Menlu Retno antara lain membahas tindak lanjut International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE).
ICAWE merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan pada 9 Desember 2022 di Bali untuk menghasilkan komitmen politis dan dukungan konkret soal penyediaan akses pendidikan dan pemberdayaan bagi perempuan Afghanistan.
Pada pertemuan itu, Menlu Retno menyampaikan pentingnya untuk menjajaki metode pendidikan alternatif seperti sekolah daring, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan informal, serta dialog antar pemuka agama negara Muslim dengan Afghanistan.
Selanjutnya, Retno juga bertemu dengan para wakil tetap negara-negara yang berpengaruh dalam isu Afghanistan di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Negara-negara tersebut antara lain adalah AS, Inggris, Rusia, dan China --yang juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, serta sejumlah negara Islam seperti Pakistan dan Turki, serta negara donor seperti Jerman dan Swiss.
Selain membahas bantuan kemanusiaan dan dukungan bagi pendidikan perempuan di Afghanistan, Menlu Retno juga menuturkan berbagai prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, antara lain perkembangan di Myanmar dan kawasan Indo-Pasifik.
Secara terpisah, Menlu RI bertemu dengan Wakil Direktur Eksekutif UNICEF dan membahas upaya untuk memastikan masyarakat internasional terus memberikan bantuan penting kemanusiaan bagi rakyat Afghanistan.
Sebelumnya, Menlu Retno bertemu wakil tetap Botswana, Burundi, dan Rwanda guna membahas mengenai pencalonan kembali Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB periode 2024-2026.
Dalam pertemuan itu, Retno menyampaikan pandangan tentang kedekatan bilateral Indonesia dengan negara-negara serta soal rekam jejak Indonesia dalam isu hak asasi manusia.
Menlu RI menyatakan harapan mendapat dukungan dari semua negara tersebut dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB pada Oktober tahun ini, menurut keterangan tersebut.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi minta Malaysia lindungi pekerja migran Indonesia
Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi paparkan tiga fokus upaya perlindungan HAM