Menaruh harapan di Jalan Sei Nyiur - Sesap

id Peningkatan Jalan Sei Nyiur - Sesap Meranti ,Desa Sesap Meranti ,Pemkab Meranti ,Dinas PUPR Meranti ,Suku Akit Desa Sesap

Menaruh harapan di Jalan Sei Nyiur - Sesap

Sejumlah siswa SD sepulang dari sekolah melewati Jalan Sei Nyiur - Sesap di Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, baru-baru ini. Proyek peningkatan jalan tersebut sedang dilakukan pengerjaan dan menelan biaya Rp41.770.800.000. (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Sesap. Jika mendengar nama desa ini, yang terbayang bagi warga Kabupaten Kepulauan Meranti adalah kampung orang asli atau dikenal juga dengan Suku Akit. Desa ini cukup tertinggal nan sepi karena akses jalan yang rusak parah. Puluhan tahun desa yang tidak jauh dariSelatpanjang ini hanya memiliki sebatang jalan peninggalan pembangunan kabupaten induk, Bengkalis.

Kini, bagai mimpi. Kampung orang asli ini sedang bersolek. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti berupaya menjadikan Desa Sesap sebagai wilayah pengembangan kota baru dan pusat pemerintahan.

Hujan belum reda saat ANTARA melihat langsung proses pembangunan di desa yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tebingtinggi itu. Mesin-mesin dan alat berat dimatikan. Para pekerja terpaksa berhenti dan berteduh dari guyuran hujan.

Mereka bertugas membangun Jalan Sei Nyiur - Sesap sebagai persiapan pengembangan wilayah baru itu. Memang jalan ini minim perhatian dari pemerintahan sebelumnya yang dinakhodaiBupati Irwan Nasir selama dua periode. Padahal jalan poros itu menghubungkan tiga desa, yakni Desa Alahair, Desa Alahair Timur dan Desa Sesap dengan jumlah penduduk mencapai 10.868 jiwa berdasarkan data BPS.

Kepulauan Meranti yang saat ini dipimpinBupati Muhammad Adil dan Wabup Asmar merencanakan pembangunan Kantor Bupati yang baru di wilayah ini. Detail Engineering Design (DED) atau rancang bangun rinci sudah mulai dikerjakan. Namun untuk persiapan awal, saat ini sedang digesa pembangunan jalannya dulu. Tak tanggung-tanggung, jalan sepanjang 4 kilometer tersebut akan memiliki lebar 30 meter.

Indra, salah seorang warga setempat dan juga pekerja jalan tersebut mengaku awalnya tidak yakin dengan masuknya proyek tersebut. Ia sudah terlanjur pesimis kampung kelahirannya akan terus tertinggal tanpa sentuhan pembangunan.

"Syukurlah jalan ini dibangun lebih bagus. Sejak dulu memang tidak ada tanda-tanda pembangunan jalan ini," kata laki-laki berusia 36 tahun itu kepada ANTARA, Senin (12/12) lalu.

Hujan bulan Desember yang berulang kali turun itu membuat dirinya belum bisa melanjutkan pekerjaan menimbun dan memadatkan timbunan base B untuk jalan tersebut. Memanfaatkan waktu luang itu, ia bercerita soal dirinya bersama rekan sedesa lainnya bisa direkrut menjadi pekerja proyek peningkatan jalan tersebut.

Indra senang dilibatkan dalam pekerjaan jalan di desanya itu. Selain menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dia dapat memastikan sekaligus mengawal pembangunan agar berjalan maksimal tanpa asal-asalan.

"Alhamdulillah, kami dilibatkan sebagai pekerja. Tentunya kita mau desa ini maju dengan punya jalan yang bagus," katanya.

Dengan begitu, Indra berharap ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan meningkat seiring berkembangnya daerah dengan dibangunnya infrastruktur.

"Otomatis kalau sudah ada jalan yang bagus maka daerah ini akan mudah berkembang," beber Indra diikuti dengan menyeruput kopinya.

Menurutnya, jika sudah terbangun Kantor Bupati maka wilayahnya akan menjadi ramai. Aktivitas ekonomi akan hidup, usaha masyarakat menjadi tumbuh dan pemukiman baru akan bermunculan.

"Enaknya seperti itu, karena tempat kami bisa jadi ramai. Kalau hari-hari biasa macam gini kan sunyi, tapi kalau di sana sudah ada kantor bupati, apapun yang diletakkan di jalan dan kita jual pasti laku," harap Indra.

Harapan dan kebahagiaan yang sama juga disampaikan Ita, warga asli Suku Akit Desa Sesap. Bertahun-tahun wanita hampir setengah baya itu menantikan infrastruktur jalan yang dapat menunjang perekonomian desanya.

"Senang rasanya kalau menengok tempat ni sudah ada jalan besar. Senang kita nak ke mana-mana," ujar Ita saat ditemui di perjalanan hendak pulang ke rumahnya, Kamis (16/12) lalu.

Sebagian besar warga Desa Sesap khususnya Suku Akit masih mengandalkan hasil laut dan hutan untuk bertahan hidup. Beberapa dijual langsung keluar desa ataupun ditampung para pengepul yang datang langsung ke desa mereka.

Makanya, dia bersama warga lain sangat berharap lebih akses jalan yang memadai untuk jalur keluar masuk barang. Apalagi dengan dibangunnya fasilitas perkantoran di sekitar desanya, Ita mengaku senang sekali.

"Kalau dah dekat kantor pemerintah, senang nak berurusan. Kalau tak ada honda (motor) payah nak pergi jauh-jauh ke Selatpanjang," ungkap Ita.

"Nak menjual hasil hutan dan laut pun senang. Jadi tak banyak kita minta sekarang ini, kita harap pemerintah bisa cepat bangun jalan besar ini sampai selesai sajalah," pinta ibu dua anak itu.

Pembangunan tahap awal

Saat ini Pemkab Kepulauan Meranti melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)terus memantau proses pengerjaan Jalan Sei Nyiur - Sesap. Total pekerjaan tersebut menelan biaya sebesar Rp41.770.800.000. Adapun pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh PT Merbau Indah Abadi dengan konsultan pengawasnya CVAdhitama Karya.

Plt Kepala Dinas PUPR Fajar Triasmoko MT melalui Kepala Bidang Bina Marga Rahmat Kurniamenyebutkan tempo pelaksanaan kontrak tersebut dikerjakan selama 90 hari kalender yang dimulai pada Oktober 2022 lalu.

Selama pengerjaan berjalan memang tak terlepas dari sejumlah kendala. Mulai dari hujan deras sampai air pasang, sehingga kontur tanah terlalu lunak untuk dipadatkan dan agak sulit dilalui alat berat. Jika tidak bisa diselesaikan sesuai target yang ditentukan, pihak PUPR akan memberi peluang penambahan waktu sesuai aturan yang berlaku kepada rekanan.

"Saat ini pengerjaannya masih di bawah 30 persen dan target selesainya sampai 31 Desember 2022. Masih ada peluang untuk penambahan waktu selama 50 hari sesuai aturan yang tertuang dalam Pasal 56 Perpres Nomor 16 Tahun 2018," jelasnya.

Pria yang akrab disapa Aang itu mengatakan, peningkatan Jalan Sei Nyiur - Sesap merupakan salah satu dari empat paket proyek yang dibebankan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kepulauan Meranti Tahun 2022 melalui pinjaman daerah sebesar Rp100 miliar.

Kemudian tiga paket lainnya meliputi, peningkatan Jalan Perjuangan di Kecamatan Tebingtinggi dengan nilai kontrak Rp7.949.942.373, peningkatan Jalan Telesung - Tanjungkedabu sebesar Rp14.854.392.786, dan peningkatan Jalan Tanjungsamak - Tanjungkedabu di Pulau Rangsang sebesar Rp26.150.072.579.

"Di Desa Sesap paling besar anggarannya, di sana lebih diprioritaskan mengingat jalan akan dibangun aspal (hotmix) selebar 30 meter," terangnya.

Ia mengatakan peningkatan Jalan Sei Nyiur - Sesap akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menyesuaikan kekuatan anggaran yang dipersiapkan melalui APBD. Untuk tahap awal ini, jalan tersebut terlebih dahulu dilakukan penimbunan base B sepanjang empat kilometer. Lalu untuk lebarnya juga bervariasi.

Menurut perhitungan teknis yang dibuat Dinas PUPR, mulai titik nol simpang supra yang berada di Jalan Utama Desa Alahair akan dibangun dengan lebar 8 meter hingga panjang jalan 1,3 kilometer. Sementara sisanya sekitar 2,7 kilometer lagi akan dibangun dengan lebar 12 meter sampai ke ujung jalan di Desa Sesap. Lebar itu sudah dihitung dengan penutupan parit kiri dan kanan jalan.

"Tinggi base-nya juga bervariasi, dari ukuran 20 cm hingga 30 cm. Mana bagian jalan yang sudah pernah di-base, hanya ditebalkan sedikit saja dan yang belum pernah, maka perlu penimbunan lebih banyak. Targetnya semua base akan rata, sama dengan tinggi base yang berada di simpang supra (titik referensi)," jelas Aang.

Sedangkan untuk tahap mendatang, konsep akhir pembangunan Jalan Sei Nyiur - Sesap itu direncanakan akan diteruskan kembali. Sekaligus dilakukan pengaspalan (hotmix) dengan lebar hingga 30 meter.

"Kalau untuk lebar 30 meter itu nanti di tahap berikutnya. Kalau sekarang ini dibangun sesuai eksisting-nya (acuan) yang ada di lapangan saja dulu," tambahnya.

Pembangunan lanjutan

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR itu menambahkankonsep jalan dengan lebar 30 meter itu akan dibagi dua jalur. Masing-masingnya selebar 12,5 meter dengan bagian kiri dan kanan parit dibangun dengan ukuran masing-masing 1,5 meter dan sisa 2 meter lagi dibangun median jalan.

"Contohnya seperti Jalan Pramuka Selatpanjang, tapi ini versi besarnya. Dari DED yang kami buat, jalan lebar 30 meter itu memakan biaya sebesar Rp200 miliar lebih. Pokoknya semua bertahap, tergantung ketersediaan anggarannya," jelas Aang.

Terkait lahan warga yang akan kena akibat pelebaran 30 meter itu, pihaknya akan menyelesaikannya dengan ganti rugi lahan. Untuk itu di tahun 2023 mendatang, anggaran untuk pembebasan lahan dan konsultannya akan dianggarkan.

Menurutnya, pihak konsultan lah yang akan menyiapkan sejumlah dokumen untuk proses penyelesaian pembebasan lahan. Seperti, dokumen penyiapan pembebasan tanah, dokumen perencanaan pengadaan tanah, studi kelayakan dan appraisal.

"Appraisal ini tentang harga yang dibebaskan itu berapa, jadi bukan dari kami yang menentukan harga tanah melainkan konsultan. Secara perhitungan dapat dipertanggungjawabkan. Akan beda-beda harganya, tanah yang ada tanaman dan bangunan beda nilainya sama yang tidak ada," jelas Aang lagi.

Lebih jauh, dituturkannya, proyek peningkatan jalan Sei Nyiur - Sesap merupakan salah satu program strategis Bupati Muhammad Adil untuk pengembangan kawasan kota baru dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Apalagi pemerintah daerah saat ini juga telah menentukan titik lokasi strategis untuk persiapan pembangunan kantor bupati yang baru dan fasilitas perkantoran yang dipusatkan di wilayah Desa Sesap.

"Jadi ini jalan pendukung untuk persiapan tersebut. Ke depan, keinginan bupati memang seluruh pulau di wilayah Kepulauan Meranti dapat terakses dengan mudah menuju ibukota kabupaten," katanya.

*Pemdes dan warga Sesap mendukung penuh

Kepala Desa Sesap, Jumri mengaku bahwa warganya sangat menantikan pembangunan infrastruktur di wilayahnya yang selama ini kurang mendapat perhatian. Oleh karenanya upaya Pemkab Meranti itu didukung penuh oleh pemerintah desa dan juga warga Sesap.

Ia juga memastikan warganya tidak keberatan jika lahan mereka akan tergarap oleh pembangunan jalan tersebut.

"Sepertinya tidak ada masalah khusus untuk wilayah Desa Sesap. Kita sudah datangi warga dan para tuan tanah, mereka setuju untuk pelebaran jalan. Pada dasarnya kami siap mendukung dan memfasilitasi jika ada masalah di lapangan," ungkap Jumri.

Ia juga sangat bersyukur desanya bisa berkembang dengan adanya wacana pengembangan kota baru. Dirinya berharap pengembangan kota itu nantinya bisa memenuhi prinsip layak huni, produktif, ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga manfaatnya dapat dirasakan generasi mendatang.

"Jadi besok kita (desa) tidak repot-repot lagi mengusulkan proposal pembangunan desa. Sebab untuk membangun sarana dan prasarana itu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Kalau kita jumpa (infrastruktur yang akan dibangun) iya syukur, kalau tidak mungkin anak cucu kita yang dapat merasakan," ujar Kades Sesap dua periode itu.

Sudah selayaknya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah mendapatkan dukungan dari berbagai pihakarena semuanya bermuara pada kesejahteraan masyarakatnya. Terutama, bagi negeri berjuluk Tanah Jantan ini, menuju Kepulauan Meranti maju, cerdas dan bermartabat.