Abon Cabai Kampar akan diekspor ke Turki

id Abon kampar, abon cabai ahmadi, abon cabai

Abon Cabai Kampar akan diekspor ke Turki

Abon Cabai dan Rendang Ikan Salai. (ANTARA/dok)

Bangkinang Kota (ANTARA) - Abon Cabai Ahmadi Kuliner, salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Kampar Provinsi Riau telah menjalin kerjasama dengan Kamar Dagang Indonesia Turki.

Pemilik usaha ini adalah Zuliana (35 tahun) warga Desa Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang. Ia memulai usaha rumahannya ini pada 2017, sejak masih lajang dengan frozen food seperti nugget ayam dan ikan, otak-otak belut, bakso ikan gabus dan rendang ikan salai patin ini terus dilanjutkan sampai saat ini.

Bahkan, berkembang dengan ragam lain yang sampai saat ini booming di Kampar yakni Abon Cabai ditambah dengan camilan lainnya seperti keripik ubi cabai dan makaroni pedas.

Selama tiga tahun ia memproduksi abon cabai ini secara manual, hanya dengan alat rumahan yang sederhana sebuah blender dan oven tangkringan yang dipinjamnya dari tetangga.

Kegigihannya patut diacungkan jempol, meski harus terseok-seok dengan peralatan seadanya namun ia tetap semangat dan bahkan ia ingin memiliki gerai sendiri untuk pengembangan usahanya ini.

"Saya cuma mengandalkan blender dan oven tangkringan, itupun saya pinjam ovennya dari tetangga," ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Usahanya sudah banyak dikenal di berbagai daerah seperti Dumai, Rokan Hilir bahkan sampai ke Sumatra Utara. Pemasaran awalnya hanya dari mulut ke mulut, dari teman dekat dan sanak saudara atau media sosial dan saat ini sedang menanti hasil kerjasama untuk pemasaran ke Turki.

Bentuk kemasan abon cabai dan rendang salai ikan patin juga cukup menarik dalam kemasan botol dan untuk jasa pengiriman ke luar daerah ia bekerjasama dengan Kantor Pos yang sudah di jalinnya sejak lama.

Dalam pengembangan usahanya ini ia sudah melengkapi izin usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), punya sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) serta izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT), bahkan saat ini sedang menunggu proses keluarnya label halal. Semua pangan yang dibuatnya bebas dari bahan berbahaya, tidak pakai pengawet sehingga aman dikonsumsi.

Icik panggilan akrabnya ini membuat nama Ahmadi Kuliner karena terinspirasi dari mana terakhir anak-anak saya yang artinya terpuji, saya berharap produk Ahmadi Kuliner ini dipuji dan jadi kebanggaan Kampar. Karena tujuan utama Ahmadi Kuliner ini berdiri adalah untuk memberikan produk yang sehat dan layak dikonsumsi semua kalangan,” ujar alumni D3 Kebidanan Universitas Prima Indonesia ini.

Tempat usahanya ini sudah menjadi tempat praktikum mahasiswa yang ingin belajar mengembangkan bidang enterpreneurship. Saat ditemui ada 5 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bangkinang Kita tengah menimbang dan mengemas abon cabai dan rendang ikan salai patin ke dalam botol juga standing pouch.

Ia memberikan motivasi kepada para pelaku usaha lainnya agar lebih proaktif ke dinas-dinas atau ke kelompok usaha lainnya untuk mendapatkan informasi penting terkait pengembangan usaha.

Selain itu dia meminta kepada pemerintah agar dapat lebih memperhatikan untuk pengembangan usaha dalam hal peningkatan sumber daya seperti pelatihan atau juga dukungan modal. Tidak pilih kasih dalam mengikut sertakan para pelaku usaha, karena yang sering terjadi mereka yang mendapatkan informasi atau bantuan orang-orang tertentu saja.