Para ahli kesehatan berkolaborasi cari terobosan turunkan prevalensi stunting

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, stunting

Para ahli kesehatan berkolaborasi cari terobosan turunkan prevalensi stunting

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD, saat menjadi pemateri dalam Kongres Nasional XV (Konas-XV), ia Kepala Perwakilan BKKBN RI, Mardalena Wati Yulia di Pekanbaru, Jumat (25/11). (Antara/HO-Humas BKKBN Riau.)

Pekanbaru (ANTARA) - Para ahli kesehatan seluruh Indonesia bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasionap (BKKBN) berkolaborasi mencari ide-ide dan terbosan baru dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia dan Riau khususnya yang 22,3 persen itu.

Selain membahas stunting, para ahli kesehatan juga membahas persoalan kesehatan lainnya dalam Kongres Nasional XV (Konas-XV) dan Forum Ilmiah Tahunan VIII (FIT-VIII) digelar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) pada Jumat (24/11) - Sabtu (26) di Pekanbaru.

"Saya percaya pertemuan kita dalam Kongres Nasional ini merupakan pertemuan yang strategis. Disini kita bertemu, bertukar pikiran, bertukar pengalaman, sehingga harapannya dapat membuahkan ide-ide baru yang segar," kata Ketua umum AIPTKMI, Dr. Agustin Kusumayati, M.Sc, P.Hd.

Ia mengatakan, selain menyangkut konsep-konsep besar mengenai keprofesian ataupun keilmuan kesehatan masyarakat, tetapi juga terkait usulan-usulan teknis mengenai apa yang harus dilakukan sebagai langkah konkrit untuk menghadapi situasi yang sekarang sedang berkembang dan mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dimasa mendatang.

"Saya yakin pertemuan kita ini bisa membawa manfaat terbaik bagi masyarakat nusa dan bangsa kita” jelas Agustin Kusumayati.

Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui kongres ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan para praktisi, peneliti, dan pemerhati masalah kesehatan terhadap isu penting yang aktual dan strategis di bidang kesehatan masyarakat dan stunting pun termasuk kedalamnya.

Gubernur Riau yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes mengatakan

permasalahan kesehatan yang menjadi prioritas tahun 2022 di Riau adalah stunting, angka kematian ibu, angka kematian bayi, TBC dan penyakit tidak menular.

"Melalui pertemuan ini diharapkan ada inovasi, terobosan, serta lompatan yang sangat cepat untuk mendukung program pemerintah di bidang kesehatan," katanya.

Pembicara utama Konas VX adalah pimpinan Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, SSi. Apt mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menjalin sinergi dengan semua pihak agar dapat menurunkan angka stunting sesuai dengan amanat presiden ke angka 14 persen di tahun 2024.

Strategi percepatan penurunan stunting dilakukan melalui penajaman intervensi melalui pendampingan pra nikah, hamil, dan masa interval.

"Pelayanan program Bangga Kencana sebagai salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak terbukti efektif dan hemat biaya dalam mengurangi beberapa penyakit pada ibu dan anak yang tentu pada akhirnya juga akan mendukung penurunan prevalensi stunting," katanya.

Pada intervensi ini, katanya, dibutuhkan dukungan ahli kesehatan masyarakat serta tenaga kesehatan. Transformasi sangat dibutuhkan dalam Percepatan Penurunan Stunting, diantaranya pendampingan kepada keluarga beresiko stunting dan audit kasus stunting yang dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian bantuan sosial.

"Agar dapat berjalan efektif, konvergen dan terintegras, maka diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang baik bersama mitra. Harapannya kerjasama dengan mitra kerja dari multisektor seperti ini akan efektif untuk menghasilkan strategi intervensi yang variatif melalui berbagai elemen di masyarakat," katanya.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD juga menjadi narasumber dengan materi percepatan penurunan Stunting dengan pengendalian perilaku merokok.

Sedangkan dr. Eni Agustina, M.Ph Deputi Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi BKKBN RI dengan materi evaluasi implementasi peran keluarga dan percepatan penurunan stunting.