Dumai (ANTARA) - Kementerian Pertanian RI memilih Pelabuhan Indonesia Dumai sebagai pelabuhan ekspor komoditas pertanian senilai Rp3,7 Triliun dengan sebagian besar kelapa sawit menuju 35 negara tujuan pada Senin (21/11) kemarin di Dermaga C.
Seremoni pelepasan ekspor komoditi pertanian ini dipimpin langsung Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan RI IR Bambang dan Staf Ahli Menko Maritim dan Investasi Sahat Manaor Pangabean serta Walikota Dumai Paisal dan Kajari Dumai Agustinus HM dan dihadiri juga perwakilan perusahaan eksportir sawit.
Pelepasan ekspor tersebut ditandai dengan penekanan tombol sirene, serta penyerahan sertifikat kepada perusahaan eksportir. Dilanjutkan dengan berfoto bersama dan peninjauan kapal pengangkut di Dermaga C Pelabuhan Pelindo Dumai.
Kepala Badan Karantina Pertanian RI Bambang menegaskan bahwa pihaknya dipercaya mengkoordinir ekspor komoditas pertanian. Khusus untuk wilayah Riau komoditas sawit menjadi primadona, dengan pelabuhan berada di Dumai.
“Periode bulan ini untuk wilayah Riau kita mengekspor komoditas sawit senilai Rp3,5 triliun. Dengan tujuan 33 negara,” ujarnya.
Dilanjutkan, untuk wilayah Riau sawit tetap menjadi primadona. Namun, tidak tertutup kemungkinan komoditas sawit bisa dikembangkan dalam negeri sebelum diekspor.
“Untuk pakan ternak, parfum, bahkan untuk obat-obatan juga bisa dikembangkan dari turunan komoditas sawit,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, ia mengajak seluruh elemen dan stakeholder untuk saling mendukung, guna meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor.
Badan Karantina Pertanian dituntut untuk mengoptimalkan kualitas produk impor dan bagi siapa saja yang akan melakukan ekspor dipersilahkankarena saat ini sudah diberi kemudahan pelayanan oleh pemerintah.
Sementara, Walikota Dumai Paisal menyambut baik capaian yang sudah diperoleh dari program peningkatan ekspor oleh Karantina.
Kami yakin dengan geografis dan kondisi Dumai saat ini akan banyak investasi masuk. Apalagi jika RoRo Dumai-Malaka terwujud diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat," harapnya.
Staf Ahli Menko MarvestSahat Manaor Panggabean menegaskan, bahwa guna mendukung pelabuhan single sub mission harus dibutuhkan kekompakan dari berbagai sektor terutama CIQP yang terdiri dari Custom (Bea dan Cukai), Immigration (Imigrasi) dan Quarrantine (Karantina), serta Port master (Syahbandar).
Tim CIQP harus bekerja secara bersama-sama melakukan pengawasan dalam suatu perlintasan. Saling bersinergi mewujudkan pelayanan yang efisien, efektif dan transparan," jelasnya.
Hal ini lanjut Sahat, merupakan arahan dari Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan untuk menarik para investasi masuk ke Indonesia.
Berita Lainnya
Ratusan Ribu Ton Hasil Pertanian Ilegal Dimusnahkan Balai Karantina Dumai
02 August 2016 21:38 WIB
Pelabuhan Pelindo SPMT Dumai pengekspor CPO terbesar Indonesia
25 May 2024 19:33 WIB
Pelindo Multi Terminal beroperasi di Terminal Pelabuhan Dumai
06 January 2022 9:39 WIB
Pelindo Dumai ekspor prrdana dengan Peti Kemas
03 April 2021 16:52 WIB
Wow, Dumai segera miliki alun-alun kota senilai Rp3,4 M
27 March 2021 15:07 WIB
Pelindo Dumai siap bersinergi tangani banjir
05 March 2021 17:20 WIB
Pelindo Dumai Apresiasi Kapal Terakhir Berlayar 2020 dan Perdana Sandar Tahun 2021
06 January 2021 18:55 WIB
16 Mitra Pelindo Dumai terima pinjaman lunak
23 November 2020 11:25 WIB