Prancis dan Spanyol berjanji untuk setop jual kendaraan berbahan bakar bensin

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,bbm

Prancis dan Spanyol berjanji untuk setop jual kendaraan berbahan bakar bensin

Ilustrasi. Pengisian daya mobil listrik. (Pixabay.com)

Sharm El-Sheikh (ANTARA) - Prancis dan Spanyol pada Kamis ikut berjanji untuk menghentikan penjualan kendaraan berbahan bakar bensin pada 2035, lima tahun lebih awal dari rencana sebelumnya.

Janji tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Kedua negara menetapkan janji mereka dalam perundingan iklim COP27 di Sharm el-Sheikh Mesir, di antara sekelompok penandatangan baru Deklarasi Kendaraan Emisi Nol (ZEVD), yang diluncurkan pada konferensi tahun lalu di Glasgow.

Para penandatangan tersebut, yang mencakup negara, kota dan perusahaan, berjanji untuk beralih 100 persen ke penjualan kendaraan tanpa emisi pada 2035 di pasar terkemuka dan pada 2040 di seluruh dunia.

Di antara sejumlah penandatangan perusahaan baru adalah pemilik armada Delta Electronic, Coca-Cola EUROPACIFC Partners dan produsen suku cadang Valeo, kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan.

Jumlah total penandatangan janji itu saat ini sebanyak 214, dari 130 pada tahun sebelumnya.

Ke depan, ZEVD akan diawasi oleh kelompok baru, Accelerating to Zero Coalition (AZC), yang ditujukan untuk membantu para penandatangan mengimplementasikan komitmen mereka.

Para pembuat kebijakan ingin memangkas atau menghilangkan emisi gas rumah kaca dari mobil, truk dan sarana transportasi lain seperti pesawat, yang merupakan penumpang utama pemanasan global.

Penerbangan dan pelayaran lebih sulit untuk didekarbonisasi, tetapi teknologi rendah emisi untuk kendaraan yang lebih kecil sudah mapan dan berkembang dengan cepat.

Data yang dirilis oleh BloombergNEF menunjukkan bahwa 2022 akan menjadi tahun rekor penjualan kendaraan tanpa emisi, dengan kendaraan listrik yang mencapai 13,2 persen dari seluruh penjualan di paruh pertama tahun ini.

Alok Sharma, yang merupakan presiden COP26, mengatakan bahwa janji kendaraan tanpa emisi "merupakan tonggak penting yang menyatukan para aktor terkemuka untuk mempercepat transisi menuju 100 persen penjualan mobil baru menjadi nol emisi pada 2040, dan pada 2035 di pasar terkemuka."

Dia menambahkan: "Masih ada peluang besar di pasar negara berkembang dan perekonomian berkembang, itulah sebabnya saya dengan senang hati meluncurkan Koalisi Percepatan Menuju Nol hari ini," katanya.

"Koalisi ini memberi platform bagi negara-negara untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat dan untuk memastikan bahwa tidak ada negara yang tertinggal," kata dia lebih lanjut.

Untuk membantu negara berkembang beralih ke kendaraan listrik, menteri iklim Inggris Graham Stuart mengatakan negaranya bermitra dengan negara lain untuk meluncurkan rencana dukungan.

Rencana tersebut meliputi pembuatan fasilitas respons cepat kendaraan nol emisi untuk memberikan bantuan teknis bagi negara-negara dan membantu menghubungkan pemerintah dan perusahaan guna meningkatkan investasi.

Baca juga: Pemerintah gelar pameran kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Bali

Baca juga: Ikatan Motor Indonesia terus dorong pembangunan sirkuit taraf internasional di Indonesia


Sumber: Reuters