Ketua DPP PKB perkirakan Februari 2023 pasangan capres-cawapres sudah matang terbentuk
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PKB Ahmad Iman Sukri memperkirakan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) sudah matang terbentuk pada Februari 2023.
Menurut dia, PKB tetap mendorong agar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ikut dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
"PKB tetap mendorong agar Muhaimin Iskandar ikut dalam kontestasi Pilpres 2024, dan itu dalam proses negosiasi politik. Saya yakin Februari 2022 sudah mulai matang (pasangan capres-cawapres),” kata Ahmad Iman di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu.
Dia memperkirakan hal tersebut karena partai politik berkepentingan mengejar target elektoral partai masing-masing pada Pemilu 2024.
Menurut dia, sangat berbahaya apabila parpol tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen yang telah ditetapkan Undang-Undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Pasangan capres-cawapres sudah ada pertimbangan, ada efek ekor jas. Bukan hanya PKB, namun partai-partai lain berpikir untuk Pemilu 2024 kalau buat isu pilpres tidak dapat maka akan bahaya karena soal suara partainya,” ujarnya.
Iman mengatakan pada Pemilu 2024, penyelenggaraan pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) dilaksanakan secara bersamaan.
Karena itu, menurut dia, masing-masing partai akan berpikir untuk memenangkan kontestasi pileg dan pilpres.
"Kalau pilpres menang lalu pileg tidak menang, menjadi tidak lucu,” ujarnya.
Baca juga: PKB tunjuk enam jubir muda untuk gaet pemilih milenial di Pemilu 2024
Baca juga: Muhaimin: PKB dan Gerindra sepakat membuka diri untuk perluas koalisi
Menurut dia, PKB tetap mendorong agar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ikut dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
"PKB tetap mendorong agar Muhaimin Iskandar ikut dalam kontestasi Pilpres 2024, dan itu dalam proses negosiasi politik. Saya yakin Februari 2022 sudah mulai matang (pasangan capres-cawapres),” kata Ahmad Iman di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu.
Dia memperkirakan hal tersebut karena partai politik berkepentingan mengejar target elektoral partai masing-masing pada Pemilu 2024.
Menurut dia, sangat berbahaya apabila parpol tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen yang telah ditetapkan Undang-Undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Pasangan capres-cawapres sudah ada pertimbangan, ada efek ekor jas. Bukan hanya PKB, namun partai-partai lain berpikir untuk Pemilu 2024 kalau buat isu pilpres tidak dapat maka akan bahaya karena soal suara partainya,” ujarnya.
Iman mengatakan pada Pemilu 2024, penyelenggaraan pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) dilaksanakan secara bersamaan.
Karena itu, menurut dia, masing-masing partai akan berpikir untuk memenangkan kontestasi pileg dan pilpres.
"Kalau pilpres menang lalu pileg tidak menang, menjadi tidak lucu,” ujarnya.
Baca juga: PKB tunjuk enam jubir muda untuk gaet pemilih milenial di Pemilu 2024
Baca juga: Muhaimin: PKB dan Gerindra sepakat membuka diri untuk perluas koalisi