Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, alasan pemerintah mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Indonesia yakni guna mewujudkan transisi energi bersih dan mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Jika pengembangan kendaraan listrik dipercepat, maka subsidi BBM yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah bisa dialihkan untuk program lainnya, seperti pembangunan sumber daya manusia," kata Moeldoko.
Hal itu disampaikan Moeldoko saat membuka seminar pada ajang pameran kendaraan Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (25/7), sebagaimana siaran pers yang diterima, Selasa.
Moeldoko menegaskan, pemerintah memiliki komitmen kuat dalam percepatan pengembangan kendaraan listrik yang dibuktikan dengan keluarnya Perpres No 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Saat ini, tutur dia, pemerintah juga menyiapkan instrumen lain untuk melakukan transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik.
"Sekarang sedang disiapkan Inpres untuk transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik di lingkungan pemerintah. Kemenhub sedang mempersiapkan prototype-nya," terangnya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko yang juga merupakan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), turut menyinggung masih adanya anggapan calon pengguna yang menilai kendaraan listrik tidak aman, mahal, dan sulit dalam pengisian daya.
Hal itu, ujar dia, sangat wajar karena selama ini masyarakat sudah nyaman dengan berbagai kemudahan dalam menggunakan kendaraan konvensional.
"Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan tersebut. Ini tantangan yang harus dijawab. Dan Pameran PEVS 2022 ini salah satu cara untuk menunjukkan bahwa penggunaan mobil listrik tidak ribet," ujar Moeldoko.
Baca juga: KSP Moedoko: Ekonomi Indonesia relatif baik di tengah melemahnya kondisi global
Baca juga: KSP: Keberhasilan jurus "gas dan rem" Jokowi bawa Indonesia ke situasi lebih baik