Dumai (ANTARA) - Patroli laut KRI Sigurot 864 di Selat Malakai menggagalkan pengiriman 1.799.495 metrik ton palm acid oil atau PAO ke Malaysia diduga non prosedural dari dalam kapal Tongkang Ever Carrier dan Kapal Tugboat Ever Sunrise di Perairan Utara Bengkalis pada Minggu (10/4).
Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Arsad Abdullah mengatakan, pengangkutan PAO atau minyak kotorhasil sampingan dari proses penyulingan minyak kelapa sawit ini diduga tidak prosedur karena tidak memiliki dokumen kepabeanan dan perizinan ekspor barang.
"Tug boatpenarik tongkang bermuatan jutaan ton palm acid oil ini kita curigai menyelundupkan bahan bakar minyak keluar negeri. Saat diperiksa ada sejumlah dokumen tidak bisa diperlihatkan nakhoda, seperti izin kepabeanan dan keagenan kapal asing," kata Laksda Arsad di Dermaga Lanal Dumai Kelurahan Bangsal Aceh, Senin.
Dijelaskan, patroli KRI Sigurot lakukan pengejaran dan pengintaian di perairan usai menerima info awal, dan kapal dihentikan lalu diperiksa diketahui dua kapal ini diawaki 10 orang, terdiri 6 warga Indonesia dan 4 warga asing asal Malaysia dan India tanpa dilengkapi dokumen dan beberapa sudah kadaluarsa.
Sejumlah dokumen tidak ada diantaranya, nota pelayanan ekspor, dokumen pemberitahuan ekspor barang dan ijin bongkar muat barang khusus/berbahaya; sementara surat persetujuan keagenan kapal asing dan sertifikat anti-fouling Internasional telah kadaluarsa.
Akibatnya, diduga melanggar pasal 11 ayat (4) jo pasal 59 ayat (2), pasal 44 jo pasal 219 ayat (3), pasal 134 jo 219 ayat (3) undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
"Selanjutnya kapal dan seluruh awak dikawal menuju Dumai untuk diserahkan kepada Lanal Dumai guna proses penyelidikan lanjutan," sebut Arsad.
TNI AL, lanjutnya, di bawah kepemimpinan Laksamana TNI Yudo Margono komitmen dan serius dalam penegakan dan kedaulatan di laut guna mencegah, menjaga dan menindak segala bentuk kegiatan ilegal di laut.
Sebab, belakangan ini Indonesia dihadapkan persoalan kelangkaan minyak goreng dan tinggi harga bahan pokok, dan salah satu diduga karena penyelundupan barang keluar negeri, dan ini menjadi perhatian serius pemerintah termasuk TNI AL.
"Kita harap ke depan tidak terjadi lagi penyelundupan bahan pokok dan TNI AL akan selalu menjaga kedaulatan di laut," harap Laksda Arsad didampingi Komandan Gugus Keamanan Laut Armada I Laksamana Pertama TNI Haris Bima Bayuseto, Danlanal Dumai Kolonel Laut (P) Himawan dan Komandan KRI Sigurot-864 Mayor Laut (P) Richard M. Pardede.