Jambi (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jambi menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyinergikan program-programnya dalam upaya percepatan penurunan kekerdilan di provinsi setempat.
BKKBN Provinsi Jambi menjalin kerja sama dengan delapan perguruan tinggi dalam upaya percepatan penurunan kekerdilan di provinsi itu yang ditandai dengan penandatanganan kerja sama kedua pihak yang disaksikan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, kata Kepala Perwakilan BKKBN Jambi Munawar Ibrahim di Jambi, Kamis.
Dengan adanya penandatanganan kerja sama ini, BKKBN Jambi telah bekerja sama dengan 24 perguruan tinggi yang ada di provinsi tersebut. Sebelumnya BKKBN juga telah menjalin kerja sama dengan 16 perguruan tinggi di Jambi.
Sementara itu, untuk perguruan tinggi yang telah melaksanakan program Mahasiswa Peduli Stunting, yaitu Universitas Jambi, UIN STS Jambi, Stikes Harapan Ibu, IAI Nusantara Batanghari, Stikes Garuda Putih Jambi, Poltekes Kemenkes Jambi dan Universitas Batanghari Jambi.
Dalam upaya penurunan prevalensi kekerdilan, BKKBN telah menyusun rencana aksi percepatan penurunan kekerdilan, salah satu inovasi strategis yang dilakukan adalah pendampingan kepada keluarga berisiko kerdil melalui mekanisme pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, yaitu dengan program kegiatan KKN Mahasiwa Peduli Stunting (mahasiswa penting).
Kegiatan itu merupakan pendampingan kepada keluarga berisiko kerdil dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-59 bulan. Mahasiswa penting ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan keterampilan keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan melalui pemberdayaan ekonomi, pemenuhan gizi, pola asuh, dan lingkungan keluarga yang sehat.
"Keterlibatan perguruan tinggi negeri dan swasta, pihak terkait lainnya, pemangku kepentingan, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota sangat diharapkan dalam rangka penurunan kekerdilan sampai 2024, dan ini tertuang dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Penurunan Angka Kekerdilan Indonesia Tahun 2021-2024," kata Munawar.
Karena itu, dalam upaya mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi, perlu diadakan kegiatan rekonsiliasi percepatan penurunan kekerdilan bersama perguruan tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya program penurunan kekerdilan di provinsi setempat.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani mengatakan dalam upaya menurunkan angka prevalensi kekerdilan, langkah-langkah strategis serta peran aktif tenaga kesehatan, masyarakat dan pemerintah menjadi cukup penting.
"Salah satunya adalah melalui kolaborasi antara pemerintah, yaitu BKKBN dan perguruan tinggi dengan konsep Mahasiswa Peduli Stunting, semoga melalui program inovasi ini turut mendukung percepatan penurunan kekerdilan di Provinsi Jambi," kata Abdullah Sani.
Berita Lainnya
Ibu Pj Gubernur bersama ASPEKUR bagikan 1.000 paket makanan sehat tekan stunting
04 May 2024 6:17 WIB
Kampar dan Pekanbaru berhasil turunkan stunting di bawah 10 persen
30 April 2024 22:57 WIB
DP3AP2KB Riau cegah pernikahan dini hindari stunting
29 April 2024 19:52 WIB
Bupati Rezita harap ada penurunan angka stunting di Inhu
29 April 2024 18:41 WIB
Wapres: Identifikasi faktor penghambat percepatan penurunan prevalensi stunting
25 April 2024 16:05 WIB
Penjabat Gubernur Riau minta aktifkan posyandu cegah anak stunting
02 April 2024 20:38 WIB
15 anak di Dumai terdeteksi stunting, Apical inisiatif beri tambahan pangan lokal
25 March 2024 11:54 WIB
Cakupan prevalensi stunting Provinsi Riau terendah ketiga di Indonesia
21 March 2024 7:44 WIB