Pekanbaru (ANTARA) - Komisi IV DPRD Riau bakal memanggil pihak PT Pertamina regional Sumbagut, terkait keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis biosolar di sejumlah wilayah di Riau.
Ketua Komisi IV DPRD Riau Parisman Ikhwan di Pekanbaru, Kamis, mengakusudah mengirimkan surat kepada Pertamina namun belum mendapatkan respons sehingga pihaknya akan menjadwalkan kembali rapat dengar pendapat (RDP) pada pekan depan.
"Kami sudah kirimkan surat untuk RDP dengan Pertamina, belum ada jawaban dari mereka. Minggu depan kami akan panggil ulang. Ini terkait kesulitan bahan bakar biosolar yang dikeluhkan masyarakat. Kenapa bisa terjadi, bagaimana kondisinya sampai antre begitu panjang di sejumlah SPBU di Riau. Apakah kuotanya dikurangi atau seperti apa. Ini yang coba kita minta penjelasan kepada Pertamina," kata Parisman Ikhwan.
Politisi Golkar Riau itu mengaku mendapat banyak laporan dari masyarakat dan melihat sendiri antrean panjang di sejumlah SPBU hingga menyebabkan kemacetan. Tak hanya di Pekanbaru, tetapi juga terjadi hampir di seluruh wilayah Riau.
"Tentu harus ada solusinya seperti apa untuk mengatasi kesulitan atas kelangkaan biosolar ini. Makanya, kita RDP dengan Pertamina, dengan harapan ada penyelesaian terkait hal ini," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto menyayangkan kuota biosolar subsidi menurun di tahun 2022. Menurutnya, kebijakan ini dinilai tidak tepat mengingat Riau merupakan daerah penghasil minyak.
"Jangan dikurangi, harusnya ditambah dong kuota untuk Riau ini. Kondisi hari ini membuat masyarakat tidak punya pilihan, di tengah kelangkaan BBM non subsidi biosolar, mau tidak mau masyarakat dihadapkan dengan kenaikan harga BBM non subsidi," kata Hardianto.
Hardianto meminta agar Pemprov Riau segera melakukan langkah secepat mungkin agar kelangkaan biosolar yang terjadi begitu lama berdampak pada aktivitas perekonomian Riau.
"Pemprov harus jeli menyikapi ini segera mungkin, jangan sampai kelangkaan ini terjadi begitu lama. Karena imbasnya pada perekonomian Riau yang terikat dengan dunia transportasi," ucap Hardianto.
Kata dia, penyebab kelangkaan biosolar yakni kuota biosolar subsidi yang disiapkan oleh BPHMigas yang disalurkan melalui Pertamina untuk Riau berkurang sekitar 4 persen jika dibandingkan tahun lalu. Pemicu lainnya, yakni adanya peningkatan konsumsi masyarakat sebesar 5 persen akan penggunaan biosolar ini.
"Penyebabnya, pertama kuota yang disiapkan BPHMigas yang disalurkan Pertamina berkurang 4 persen bila dibandingkan kuota tahun 2021. Ditambah, hasil hitungan peningkatan ekonomi di tengah pandemi dan imbas harga sawit naik maka terjadi peningkatan konsumsi 5 persen di tahun ini. Secara matematis kekurangan kuota 9 persen. sehingga sudah dipastikan akan terjadi kelangkaan," ucap Hardianto. (Adv)
Berita Lainnya
DPRD Riua Desak Penambahan Gerbang Baru Di Bandara
12 November 2013 14:04 WIB
Solusi kelangkaan, nelayan Rupat diberi akses beli biosolar ke SPBU reguler
23 September 2022 7:34 WIB
Soal kelangkaan biosolar dan minyak goreng, F-PAN DPRD Riau tindaklanjuti ke DPR RI
17 March 2022 21:22 WIB
DPRD Riau usulkan kuota biosolar ditambah
16 March 2022 20:18 WIB
Dugaan penimbunan solar dan minyak goreng, Kapolda : Akan kami tindak tegas!
16 March 2022 18:37 WIB
Akankah biosolar mengikuti jejak premium di Riau?
15 March 2022 23:46 WIB
Atasi kelangkaan biosolar, asosiasi transportasi Riau didorong negosiasi ulang kontrak dengan Industri
11 March 2022 16:07 WIB
Terkait ledakan kilang, Disnaker Riau segera panggil Pertamina Dumai
03 April 2023 14:54 WIB