Beijing (ANTARA) - Dua gerai kopi Starbucks di Kota Wuxi, Provinsi Jiangsu, China, dikenai denda sebesar 1,36 juta yuan atau sekitar Rp3 miliar.
Badan Pengawas Pasar Kota Wuxi menyatakan kedua gerai tersebut ditemukan menggunakan bahan kedaluwarsa, demikian Global Times, Sabtu.
Kedua gerai tersebut masing-masing dikenai denda 690 ribu yuan dan 670 ribu yuan sebagaimana pernyataan tertulis yang dirilis National Enterprise Credit Information Publicity System of Jiangsu.
"Menurut video pemantau di toko, pekerja merusak, mengganti, dan menghancurkan label masa penyimpanan bahan makanan dan menggunakan bahan kedaluwarsa secara terus-menerus," demikian pernyataan lembaga tersebut.
Regulator pasar lokal melakukan investigasi di dua gerai tersebut setelah The Beijing News menurunkan laporan investigatif bagaimana gerai kopi berjaringan global asal Amerika Serikat itu melanggar aturan dan tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Laporan media tersebut membuat kecewa pelanggan Starbucks di China pada akhir tahun lalu.
Pada Desember 2021, pihak Starbucks mengakui pelanggaran jam kerja dan telah meminta maaf serta berjanji akan mengevaluasi semua gerainya di China.
Sementara itu, perusahaan asal AS lainnya, Airbnb, juga telah dikenai denda sebesar 400 ribu yuan (Rp902 juta) oleh regulator pasar di Beijing karena dianggap gagal menentukan harga kamar selama masa promosi.
Berita Lainnya
Para pekerja dari sekitar 100 gerai Starbucks di AS gelar aksi mogok
17 December 2022 14:16 WIB
Starbucks makin mudah dijangkau oleh masyarakat dengan hadirkan kemasan kaleng
24 September 2022 10:59 WIB
Volvo-Starbucks kerja sama buat jaringan pengisian kendaraan listrik
17 March 2022 10:54 WIB
7.800 Gerai Starbucks Di As Disulap Jadi Gym Pokemon GO
09 December 2016 11:30 WIB
CEO Mundur, Saham Starbucks Corp Terpangkas 3,3 Persen
02 December 2016 11:30 WIB
Ingin Dilihat Eksis, Bahrun Naim Disebut Orang Dibalik Serangan Starbucks
15 January 2016 10:31 WIB
Dua Rasa Baru Dari Starbucks Yang Pas Untuk Anak Muda
12 January 2015 23:03 WIB
Kopi Arabika Sipirok, Sumatera Utara rambah pasar Australia dan China
22 February 2022 16:06 WIB