Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menginginkan agar sejumlah harga bahan pangan pokok yang melonjak di penghujung tahun 2021 ini dapat dikendalikan guna tidak membuat kesulitan bagi masyarakat.
"Pemerintah perlu segera mengendalikan harga bahan pangan pokok di akhir tahun ini. Beberapa bahan pangan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang dan telur ayam harganya sangat tinggi melebihi akhir tahun sebelumnya," kata Puan Maharani dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Ketua DPR Puan Maharani harap PBNU jadi benteng kebinekaan dan keutuhan NKRI
Ia mengemukakan, per 24 Desember 2021, harga minyak goreng di pasaran jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 11.000/liter. Bahkan untuk minyak goreng kemasan sudah ada yang mencapai harga Rp 20.000/liter.
Selain itu, harga bahan pangan pokok yang melambung tinggi lainnya, cabai rawit merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
Puan mengingatkan bahwa masyarakat berpenghasilan kecil akan sangat terdampak dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.
"Ibu-ibu rumah tangga sudah banyak mengeluh, harga cabai rawit merah di sejumlah daerah sudah ada yang mencapai Rp 140.000/kg. Ini sudah melebihi harga daging," ucapnya.
Baca juga: Puan Maharani harap program Kampus Merdeka jadi wadah mahasiswa pahami demokrasi
Ia berpendapat, agar permasalahan seperti ini tidak berulang, maka perlu penyelesaian yang komprehensif dan adanya sinergi kebijakan antarsektor baik dari sisi hulu maupun hilir, dari sektor produksi dan perdagangan.
Sebagaimana diwartakan, harga pangan dunia naik untuk bulan keempat berturut-turut pada November, menjadi tetap bertahan di level tertinggi 10 tahun, dipimpin oleh permintaan yang kuat untuk gandum dan produk susu, badan pangan PBB mengatakan pada Kamis (2/12).
Indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang melacak harga-harga internasional dari komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata 134,4 poin bulan lalu dibandingkan dengan revisi 132,8 untuk Oktober.
Angka Oktober sebelumnya diberikan sebagai 133,2. Angka November adalah yang tertinggi untuk indeks sejak Juni 2011. Pada basis tahun-ke-tahun, indeks naik 27,3 persen pada bulan lalu.
Baca juga: Ketua DPR Puan Maharani apresiasi program modernisasi alutsista TNI AU
Harga-harga komoditas pertanian telah meningkat tajam pada tahun lalu, didorong oleh kemunduran panen dan permintaan yang kuat. Indeks harga sereal FAO melonjak 3,1 persen pada November dari bulan sebelumnya dan 23,2 persen lebih tinggi dari level tahun lalu, dengan harga gandum mencapai level tertinggi sejak Mei 2011.
Indeks harga susu mencatat kenaikan bulanan terbesar, melonjak 3,4 persen dari bulan sebelumnya. "Permintaan impor global yang kuat bertahan untuk mentega dan susu bubuk karena pembeli berusaha mengamankan pasokan spot dalam mengantisipasi pengetatan pasar," kata FAO.
Harga gula global menguat 1,4 persen pada bulan tersebut dan naik melambung 40 persen tahun-ke-tahun. "Kenaikan ini terutama didorong oleh harga etanol yang lebih tinggi," kata FAO.
Indeks harga daging mencatat penurunan bulanan keempat berturut-turut, melemah 0,9 persen pada bulan tersebut, sementara harga minyak nabati dunia turun 0,3 persen pada tingkat Oktober, tetapi harga minyak sawit internasional tetap kuat, masih menurut FAO.
Baca juga: Puan Maharani ajak bicarakan pentingnya pernikahan terencana pada generasi muda
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB