Bangkinang Kota (ANTARA) - Pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita semua orang, termasuk masyarakat Kabupaten Kampar. Untuk mewujudkan semua program pembangunan dan cita-cita yang sesuai dengan visi dan misi, sangat ditentukan oleh peran kepala desa.
Khusus terkait dengan pengadaan ambulans desa, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto berkomitmen menuntaskan program strategis "Satu Desa, Satu Ambulans". Program ini ditargetkan tuntas di tahun akhir masa jabatannya pada Mei 2022.
"Begitu juga dengan program strategis lainnya, kami tekankan peran aktif yang diberikan oleh seorang kepala desa," katanya saat melantik puluhan Kepala Desa di Bangkinang Kota, Rabu.
Seperti diketahui, masa kepemimpinan Catur akan berakhir Mei 2022. Program ini dicanangkan sejak awal kepemimpinan Almarhum Bupati Kampar, Azis Zaenal bersama Catur.
Sejak 2017 dilantik hingga 2021 ini, sebanyak 160 dari 242 desa di Kampar sudah memiliki ambulans. Ini artinya tersisa 82 desa lagi. Ia menyatakan, 82 desa dituntaskan melalui APBD 2022.
"Semua sisanya kita anggarkan di 2022. Kita komit semua desa harus punya ambulans," tandas Catur. Ia menyebutkan, di tahun 2022 tiap desa dianggarkan sekitar Rp325 juta untuk pengadaan ambulans.
Ditanya bocoran merek dan jenis ambulans yang akan dibelanjakan tahun 2022, Catur belum bisa memberi jawaban. Ia mengatakan, teknis pengadaan dikoordinir oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
Menurut Catur, biaya pengadaan ambulans telah dimasukkan di APBD 2022 yang telah disahkan akhir Nopember 2021 lalu. Pemkab Kampar, kata dia, masih menunggu hasil evaluasi Gubernur Riau terhadap APBD 2022.
"Semoga tidak ada perubahan yang berarti (dalam evaluasi Gubernur). Sehingga target kita di 2022 dapat tercapai," kata Catur. Ia menambahkan, pengadaan ambulans di tiap desa bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Pemkab Kampar ke Pemerintah Desa.
Lebih lanjut, Catur bahkan memperingatkan agar ambulans tidak disalahgunakan. Ia juga tak mau mendengar ada masyarakat mengeluh kesulitan mengakses pemakaian ambulans.
"Jangan sampai masyarakat yang mau pakai, ternyata ambulans sudah rusak. Atau karena keberadaannya tidak diketahui. Ingat, ambulans adalah bagian dari pelayanan kita kepada masyarakat di bidang kesehatan," pungkas Catur.