Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pembangunan kepariwisataan di Indonesia perlu memperhatikan pengaplikasian tatanan ekosistem kepariwisataan dengan baik.
"Terlebih di era atau situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) saat ini yang menggambarkan perubahan atau kerentanan, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas serta situasi pandemi COVID-19 yang menjadi salah satu tantangan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya dalam peluncuran buku "Ekosistem Kepariwisataan” sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Sandiaga Uno sebut banyak capaian parekraf yang patut disyukuri sepanjang 2021
Buku yang ditulis oleh Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, dinilai akan berkontribusi besar pada pada pembangunan kepariwisataan Indonesia di era hingga pasca pandemi.
Selain itu, diharapkan pula buku ini dapat menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan pariwisata khususnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memformulasikan strategi, kebijakan, dan program pembangunan pariwisata.
Para dosen dan pengajar disebut dapat pula menjadikan buku ini sebagai referensi di jurusan pariwisata untuk memahami konsep serta pendekatan baru dalam pengembangan pariwisata di masa kini dan mendatang.
"Konsep dan pendekatan ekosistem kepariwisataan relevan dan kontekstual di tengah berbagai upaya memperkokoh inovasi, adaptasi, dan kolaborasi sekaligus menawarkan solusi dalam berbagai level of playing field dan kekuatan sektor parekraf menjadi pemenang pandemi," ujar Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno sebut pameran seni digital tumbuhkan ekonomi kreatif
Dalam bukunya, Frans Teguh menyampaikan beberapa gagasan seperti manajemen berbasis ekosistem kepariwisataan mengutamakan penguatan nilai manfaat produk (outstanding values proposition) dalam mengelola berbagai kesenjangan ekologis, sosial, teknologi, dan spiritual di tengah pusaran VUCA.
Transformasi ekosistem kepariwisataan, menurut dia, mengutamakan perubahan egosentris ke ekosentris, lintas dimensi, lintas disiplin, berdimensi jangka panjang, berpusat pada manusia, berpijak pada pengelolaan dan tata kelola yang adaptif dan dinamis, serta berorientasi nilai yang berkelanjutan.
"Kualitas tatanan ekosistem niscaya akan dapat menghindari bencana ekologis, denaturalisasi, dekadensi nilai/martabat, social distrust, dehumanisasi, komersialisasi, dan hegemoni masif seperti perubahan iklim yang ekstrem, kematian rantai nilai ekosistem dan disequilibrium," ujar dia.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno canangkan tahun kunjungan wisata Sumatera Barat 2023
Dikatakannya, fakta empiris menunjukkan kini terjadi suatu disrupsi, perubahan tren, perilaku, dan gaya hidup manusia pascapandemi, bahkan maraknya penggunaan media sosial di era pasca kebenaran (post truth).
Hal ini kemudian dianggap menjadi lanskap pemikiran ekosistem kepariwisataan menuju kualitas pengalaman holistik, reputasi, dan pilihan destinasi futuristik yang berkarakter dan bertanggung jawab.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno minta Hongaria dukung penyelenggaraan G20
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB