Pekanbaru (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau keroyok vaksinasi COVID-19 sebanyak 58.566 dosis di 12 kabupaten/kota bersama unsur pimpinan daerah dan asosiasi usaha setempat, guna mempercepat terciptanya kekebalan komunal yang akan berdampak pada kondusifitas ekonomi.
Kadin juga ikut berkontribusi hingga meluncurkan mobil vaksin di kabupaten/kota, di Riau guna menjemput bola masyarakat khususnya lansia yang jauh di pelosok.
Tidak sampai di situ, perpaduan dengan bantuan sembako sebagai bentuk kepedulian dari kumpulan para pengusaha tersebut juga dilakukan, guna meningkatkan kepedulian akan vaksin COVID-19.
"Percepatan vaksinasi diharapkan akan menciptakan kekebalan komunal yang mendukung mobilitas masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat sehingga perekonomian bisa kembali bergerak," kata Ketua OJK Riau Muhamad Lutfi di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan sesuai dengan komitmen Ketua Dewan Komisioner OJK kepada Presiden RI, OJK secara aktif bersama-sama dengan Industri Jasa Keuangan dan asosiasi usaha bahu membahu melaksanakan kegiatan vaksinasi.
"Kita sudah beberapa kali melakukan vaksinasi massal, kali ini OJK melaksanakan kegiatan vaksinasi yang terkini di Taman Bukit Gelanggang Kota Dumai, bekerjasama dengan Polres Kota Dumai, Dinas Kesehatan Kota Dumai dan Satuan Pamong Praja Kota Dumai," katanya.
Lutfi mengatakan adapun target peserta vaksinasi yaitu masyarakat umum yang belum mendapatkan vaksin dosis 1 dan dosis 2 dengan total target sebanyak 5.000 dosis vaksin.
"Momen ini menjadi bukti nyata OJK dalam mendukung pemerintah untuk mensukseskan vaksinasi kepada masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak kepada peningkatan perekonomian nasional," sebutnya.
Lutfi juga berpesan, masyarakat harus tetap disiplin pada protokol kesehatan agar menekan penularan virus mematikan tersebut, karena Pandemi belum berakhir.
"Sembari pemerintah menuntaskan vaksinasi masyarakat diminta tetap disiplin pada 5 M, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi," imbaunya.
BI optimis
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Riau, menyatakan optimis akan pertumbuhan ekonomi setempat sebesar 3-4 persen pada tahun 2022, dengan ceteris peribus pandemi COVID-19 bisa ditekan seperti saat ini sehingga inflasi terjaga.
"Kami berani nyatakan begitu dengan ekspektasi membaiknya sektor pertambangan , dengan asumsi pandemi COVID-19 terkendali dan aktifitas pertambangan dan perkebunan tidak turun drastis," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Maria Cahyaning Tyas di Pekanbaru.
Selain dari sektor Crude Palm Oil, kinerja pertambangan terutama minyak bumi juga diperkirakan akan membaik.
Termasuk didorong oleh perbaikan lifting pasca peralihan pengelolaan Blok Rokan.
"Permintaan dari mitra dagang terhadap komoditas utama Riau diperkirakan masih akan tetap tinggi di 2022. Hal ini karena CPO merupakan bahan baku dasar produk daily needs," kata Tyas.
Dikatakan dia inflasi yang terjaga juga jadi faktor penting, karena akan mampu mengendalikan harga bahan pangan hingga menyambut Natal dan Tahun Baru.
"BI terus mendorong kerjasama daerah lewat TPID dan stok yang ada saat ini masih dalam posisi surplus. Sehingga jika Riau bisa mempertahankan ini hingga akhir tahun 2021 maka angka inflasi akan sesuai target nasional 3 plus minus 1.
Ia juga memaparkan kondisi perekonomian Riau triwulan IlIl-2021 pada periode tumbuh sebesar 4,104 (yoy), meski realisasi tersebut lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,144, yoy).
"Akselerasi pertumbuhan terjadi pada konsumsi pemerintah dan investasi disertai pertumbuhan yang tetap tinggi pada ekspor LN," kata dia.
Dari sisi lapangan usaha, meningkatnya permintaan dan harga komoditas global, mendorong masih positifnya pertumbuhan sektor pertanian dan manufaktur.
Secara sektoral, struktur perekonomian Riau ditopang oleh tiga sektor utama berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yaitu sektor industri pengolahan, manufaktur sekitar 32 persen, sektor pertanian perkebunan, kehutanan sekitar 28 persen, dan sektor pertambangan sekitar 16 persen.
"Sekitar 32 persen didominasi oleh manufaktur berbasis SDA, yaitu manufaktur minyak kelapa sawit , CPO dan turunan, kelapa, dan manufaktur bubur kertas dan kertas," ungkapnya.
Kemudian, 28 persennya didominasi oleh perkebunan kelapa sawit, kelapa, dan perkebunan karet, serta hutan tanaman industri (HTI) untuk bahan baku bubur kertas dan kertas.
Sisanya, 16 persen didominasi oleh pertambangan minyak bumi. Di mana, Riau produsen minyak bumi ke-2 terbesar di Indonesia. Namun, lifting minyak yang terus menurun menyebabkan sektor pertambangan bersifat menarik ke bawah pertumbuhan ekonomi Riau.
"Lalu, untuk sektor pertambangan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Riau seiring terus menurunnya lifting migas," tukasnya.
Berita Lainnya
PNM bersama OJK dan Rumah BUMN latih masyarakat Kampung Sengkemang manfaatkan limbah lingkungan dan rumah tangga
09 December 2024 10:29 WIB
OJK sebut kredit perbankan tumbuh 10,85 persen pada September 2024
01 November 2024 16:41 WIB
OJK sambut baik kerja sama bangun industri asuransi lebih kuat dan berkelanjutan
10 October 2024 15:13 WIB
OJK terus tingkatkan kecerdasan berinvestasi bagi generasi muda
05 October 2024 16:13 WIB
Kemarin, OJK tutup ribuan entitas ilegal hingga tol akses IKN akan dilelang
05 October 2024 10:48 WIB
OJK: Pembiayaan transaksi BNPL oleh PP tumbuh 73,55 persen jadi Rp7,81 triliun
07 September 2024 12:23 WIB
OJK pastikan akan tetap independen meski terima anggaran APBN
06 September 2024 16:50 WIB
OJK catat total aset industri keuangan syariah Indonesia capai Rp2.756 triliun
26 August 2024 16:08 WIB