Awalnya dipaksa, Bunga kini bangga jadi atlet disabilitas

id Gadis disabilitas,Alfamart

Awalnya dipaksa, Bunga kini bangga jadi atlet disabilitas

Bunga Hartauli Siburian menunjukan medali perak usai mengikuti Peparnas 2021 di Papua. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Tidak seorang pun ingin dipisahkan dari orangtuanya apalagi dia masih belia. Walau sudah menangis histeris sebagai tanda penolakan, ibu Tari Bunga Hartauli Siburiantidak mengurungkan niatnya memberi ijin tim Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) angkat besi Riau membawa anak perempuannya.

Pemberian ijin oleh mamanya bukan tanpa alasan. Saat itu tim Pelatda Riau memang sedang mencari bibit atlit angkat besi disabilitas untuk dilatih di Pekanbaru.

Siswi kelas 3 SMA itu memang penyandang disabilitas tetapi bukan bawaan lahir. Ia alami kecelakaan sewaktu kecil yang menyebabkan salah satu kakinya cedera dan berdampak pada hilangnya fungsinya secara normal.

"Saya gak mau, kok Mamak usir aku," kata Bunga bercerita mengenang kejadian sekitar 15 tahun lalu kepada ANTARA di Pekanbaru, Sabtu.

Dia menolak karena tidak ingin badannya menjadi kekar, dan itu akan memperburuk penampilannya yang memang sudah mengalami kekurangan selama ini.

Akan tetapi, bukannya pembatalan yang diperoleh anak sulung itu, justru mama Bunga sendiri yang menyusun pakaian dan perlengkapan anaknya ke dalam tas untuk dibawa selama berlatih.

"Mama gak mengusir kamu, ini adalah jalan Tuhan untuk mu, ada berkat nanti di sini pergilah," kata Bunga mengulang pernyataan mamanya.

Lalu bunga dengan berat hati dan sedih menurut pada perintah mamanya, karena ia yakin orangtuanya pasti tahu yang terbaik bagi masa depannya.

Itulah awal ia mulai masuk Pelatda dan terus berlatih sehingga untuk pertama kali ikut langsung meraih medali perak pada Kejuaraan Nasional di Solo pada 2007.

"Karena meraih juara saya langsung diajak bertemu Gubernur Riau kala itu dan mendapatkan sagu hati Rp20 juta, uang ini membuat saya mulai termotivasi dan menyukai olahraga angkat besi hingga kini," kenang dia.

Tidak berhenti sampai di situ, pendapatan dari setiap pertandingan yang ia peroleh dipakai untuk membiayai hidup keluarganya dan menamatkan kuliahnya.

Bahkan prestasi terbarunya tertoreh pada Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) XVI Papua 2021 yang diselenggarakan 2 - 15 November lalu yang mengantongi medali perak di cabang angkat berat dengan angkatan 82 kilogram.

Berprestasi di tempat kerja

Ia terus berprestasi sehingga suatu hari pengelola riteil moderen di Pekanbaru menawarkan dirinya bekerja di perusahaannya.

"Awalnya saya bekerja di Dinas Sosial, akan tetapi ada penawaran dari Alfamart untuk karyawan disabilitas saya melamar dan diterima bekerja hingga sekarang," katanya.

Bertugas di bagian personalia. ia mengaku bahagia bisa menjalankan profesinya sekaligus tetap berkarya di olahraga yang ditekuninya sejak 2017. Meskipun menjadi karyawan, ia tetap rutin menjalani latihan.

Bunga merasa beruntung, Alfamart tempat ia bekerja tidak menghalanginya menjadi atlet.

"Alfamart memberikan kesempatan saya untuk meningkatkan prestasi seperti saat sedang mengikuti turnamen. Bahkan bahkan teman-teman disini memberikan apresiasi dan dukungannya," katanya.

Selain berprestasi di arena tanding, Bunga juga berprestasi di pekerjaannya. Terbukti ia juga telah dua kali mendapat penghargaan atas kinerjanya yang baik selama menjadi karyawan Alfamart.

"Meski ada keterbatasan, di sini saya bekerja seperti orang biasa saja. Teman-teman lain menganggap saya sama seperti karyawan lainnya," katanya.

Bunga berharap ia masih bisa menjaga peformanya sehingga ia bertekat bisa mengikuti Peparnas yang akan diselenggarakan di 2024, bahkan hingga tiga kali periode ke depan. Serta bisa berkarir sesuai jenjang karir dengan memberikan kinerja terbaiknya di Alfamart.

"Disabilitas jangan dijadikan alasan untuk tidak mengejar cita-cita, justru bisa digunakan sebagai semangat agar bisa menjadi lebih baik dari orang lain," ungkapnya.

Sementara itu Human Capital Director Alfamart, Tri Wasono Sunu mengatakan sejak tahun 2016, melalui program Alfability, Alfamart memang aktif memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bergabung menjadi karyawan.

"Alfamart yakin penyandang disabilitas memiliki potensi yang bisa digali, untuk itu kami terbuka dan memberi kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk bergabung," katanya.

Alfability adalah upaya perusahaan menuju perusahaan inklusi, dengan mengembangkan lingkungan kerja yang terbuka dan peduli kepada penyandang disabilitas.

"Dengan fokus pada kemampuan (ability) mereka, Alfamart menempatkan penyandang disabilitas sesuai persyaratan kompetensi bidang pekerjaannya," ungkap Sunu.

Hingga tahun 2021, sebanyak 747 karyawan sudah bergabung menjadi keluarga besar Alfamart, yang menempati beberapa bagian mulai dari toko, gudang dan kantor.

Adapun prestasi gemilang lainnya yang diraih Bunga di tahun 2008 PON/PEPARNAS Kalimantan Timur meraih Medali Perak, di tahun 2012 PON/PEPARNAS Riau ia sempat meraih Medali Emas dan tahun 2016 pada PON/PEPARNAS Bandung ia meraih Medali Perak.