Maknai HUT Guru, mahasiswa UNRI entaskan warga buta aksara di daerah terpencil

id UNRI,buta aksara, daerah terpencil

Maknai HUT Guru, mahasiswa UNRI entaskan warga buta aksara di daerah terpencil

Sivitas Akademi UNRI memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2021, Kamis (25/11/2021) di halaman gedung Rektorat UNRI. (Foto:Antara/Humas UNRI).

Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa Universitas Riau (UNRI) diterjunkan ke daerah-daerah terpencil untuk mengentaskan warga buta aksara sebagai salah satu cara memaknai arti pentingnya peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021.

"Guru memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, di sinilah peran Universitas dan mahasiswa harus bisa memberikan peran sebagai relawan untuk membangun Indonesia dari daerah," kata Wakil Rektor Bidang Akademik UNRI, Prof. Dr. M. Nur Mustafa MPd di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, pendidikan tinggi selalu memberikan semangat pengajaran kepada mahasiswa yang sejatinya adalah masa depan bangsa, jika mahasiswa berkualitas dan baik, bisa dipastikan masa depan bangsa ini juga akan semakin baik.

Sebab, katanya, di dalam diri seorang mahasiswa itu tertanam sebuah amanah yang besar yang akan mereka pertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia, amanah itu adalah belajar, meningkatkan inovasi, dan bersaing di kancah internasional dan berperan membantu masyarakat, khususnya di daerah terpencil.

"Selain berjuang di daerah terpencil, perjuangan mahasiswa dalam perkuliahan, meningkatkan inovasi teknologi terbaru, itu merupakan salah satu bentuk jasa mereka terhadap Indonesia yang akan menjadi pertaruhan masa depan bangsa ini," katanya.

Pada diri mahasiswa itu, katanya, ada harga diri bangsa. "Betapa banyak kita lihat prestasi mahasiswa UNRI, khususnya di ajang lomba Internasional maupun nasional yang mampu mengangkat derajat kita di hadapan negara lain," ucapnya.

Karenanya, lanjutnya, mahasiswa jangan bosan melakukan bakti sosial membantu masyarakat untuk membangun dan memperbaiki kualitas hidup dan pendidikan warga di desa serta meningkatkan kualitas perekonomian daerah dengan cara memberikan ilmu, inovasi dan prestasi yang telah didapat dibangku kuliah.

Pada kesempatan itu, Nur Mustafa menyampaikan amanah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, bahwa tahun 2020 adalah tahun yang penuh ujian. Semua tersandung dengan adanya pandemi.

Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin. Mau tidak mau, guru mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Mau tidak mau, guru harus mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal.

Makanya Kemendikbudristek mencetuskan kebijakan “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka”, dan dalam perjalanannya kebijakan ini menjadi suatu gerakan. Hal ini dapat dilihat dari adanya penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar. Gerakan ini berhasil melahirkan ribuan inovasi dalam pembelajaran.