Sydney mulai longgarkan aturan pembatasan COVID-19 pekan depan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,COVID-19

Sydney mulai longgarkan aturan pembatasan COVID-19 pekan depan

Seorang kurir pengiriman dengan sepeda motor dan seorang pengendara sepeda melintasi pusat kota selama penguncian COVID-19 di Sydney, Australia, Selasa (14/9/2021). (ANTARA/Reuters)

Sydney (ANTARA) - Aturan pembatasan COVID-19 di Sydney akan dilonggarkan lebih lanjut mulai Senin (11/10) pekan depan, kata pihak berwenang.

Kota terbesar di Australia itu tampaknya akan keluar dari penguncian yang berlangsung selama hampir empat bulan setelah mencapai target vaksinasi lengkap untuk 70 persen populasinya.

Baca juga: 10 ribu pelajar Pekanbaru telah divaksin COVID

Orang-orang yang telah divaksin lengkap di negara bagian New South Wales (NSW) akan dapat meninggalkan rumah mereka dengan alasan apa pun termasuk mengunjungi pub, toko ritel, bioskop, dan pusat kebugaran, yang akan dibuka kembali di bawah aturan pembatasan jarak sosial yang ketat.

Jumlah pengunjung yang telah divaksin yang diizinkan untuk berkumpul di satu rumah akan dinaikkan menjadi 10 orang, sementara batas jumlah orang yang divaksin yang boleh menghadiri pernikahan dan pemakaman akan dinaikkan menjadi 100 orang.

Baca juga: Sydney akan keluarkan buku panduan saat terkait pembatasan COVID dilonggarkan

Klub-klub malam dapat dibuka kembali sebagian (dengan kapasitas 50 persen) untuk orang-orang yang telah divaksin setelah inokulasi mencapai 80 persen, dan itu lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya. Selain itu, penggunaan masker di kantor-kantor tidak wajib.

Negara bagian NSW akan menggunakan suatu sistem paspor vaksinasi untuk memastikan orang-orang yang belum divaksin lengkap menjalankan aturan pembatasan yang ketat untuk tetap berada di rumah hingga 1 Desember 2021.

Baca juga: PT RAPP dan PT APR dorong vaksinasi capai "Herd Immunity"

"Vaksinasi adalah kunci kebebasan kami, dan pengorbanan serta upaya orang-orang di seluruh NSW telah memastikan bahwa kami dapat membuka diri secepat dan seaman mungkin," kata pemimpin negara bagian NSW Dominic Perrottet kepada wartawan di Sydney, Kamis.

Kota-kota terbesar di Australia, Sydney dan Melbourne, dan ibu kota Canberra dikarantina selama beberapa pekan untuk meredakan wabah varian Delta yang telah mendorong ekonomi Australia senilai 2 triliun dolar Australia (sekitar Rp20,73 kuadriliun) berada di ambang resesi kedua dalam beberapa tahun.

Pihak berwenang Australia di kota-kota itu telah membuang upaya untuk meniadakan kasus infeksi virus corona dan sekarang bermaksud untuk secara bertahap mencabut pembatasan karena tingkat vaksinasi pada populasi orang dewasa dapat mencapai hingga 70, 80 dan 90 persen.

Baca juga: Nigeria prioritaskan penggunaan empat vaksin COVID, kecuali Sinopharm

Australia tetap berada pada kondisi bebas virus untuk sebagian besar waktu pada tahun ini sampai gelombang ketiga infeksi virus corona yang dipicu oleh varian Delta yang menular cepat menyebar ke wilayah tenggaranya.

Namun, jumlah kasus infeksi virus corona di Australia relatif rendah, dengan sekitar 120.000 kasus dan 1.381 kematian.

Kasus infeksi harian di New South Wales turun ke tingkat terendah dalam lebih dari tujuh pekan, yakni 587 kasus pada Kamis.

Baca juga: Pekerja migran Indonesia sudah boleh masuk ke Hong Kong

Sementara kasus COVID-19 di Victoria naik menjadi 1.638 pada Kamis, yakni kenaikan harian tertinggi kedua untuk kasus infeksi corona di negara bagian itu.

Negara-negara bagian di Australia, yang hanya memilik sangat sedikit kasus COVID-19, mengatakan mereka akan tetap menutup perbatasannya dengan NSW dan Victoria bahkan setelah tingkat vaksinasi lengkap mencapai 80 persen.

Keputusan itu dibuat di tengah kekhawatiran bahwa pembukaan kembali yang tergesa-gesa nantinya akan menyulitkan sistem layanan kesehatan mereka.

Sumber: Reuters