Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dukung smart farming petani milenial

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Menko Perekonomian

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dukung smart farming petani milenial

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menanam padi di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021). (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dukungan kepada program smart farming petani milenial untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

“Program Millennial Smartfarming diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak adanya pandemi COVID-19,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Airlangga Hartarto akan hadiri acara haul Ki Ageng Gribig

Menko Airlangga yang meninjau lokasi pertanian dengan konsep smart farming di Klaten, Jawa Tengah, menyempatkan diri untuk berbincang dengan salah satu petani milenial bernama Hartoyo.

Hartoyo sebelumnya bekerja kantoran di Jakarta, namun saat ini ia sangat menekuni pertanian karena diakuinya penghasilan yang didapatkannya dari bertani lebih besar. Ia juga menjelaskan kepada Menteri mengenai mekanisasi pertanian otomatis menggunakan aplikasi yang diinstal di gawai tablet dan tenaga surya yang sudah digunakannya selama tiga bulan. Menurutnya, konsep Smart Farming 4.0 memberi jalan keluar bagi petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Program Millenial Smartfarming merupakan ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT) dari hulu ke hilir serta meningkatkan Inklusi Keuangan Desa.

Baca juga: RI surplus, Airlangga sebut ada penguatan fundamental pemulihan ekonomi

Baca juga: Binaan Pertamina, Kawasan rawan Karhutla jadi lahan pertanian nanas


Program tersebut bertujuan mengimplementasikan pertanian cerdas dengan penerapan digitalisasi pertanian dengan Internet of Things (IoT), membentuk ekosistem pertanian dengan pembukaan akses pasar kepada petani, sehingga penghasilan petani terjamin serta mengoptimalkan inklusi keuangan perbankan di desa, dan memperkuat kelembagaan petani milenial yang dilakukan oleh berbagai stakeholder.

Selanjutnya Airlangga bersama Wakil Bupati Klaten dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mencoba menanam padi menggunakan transplanter, sebuah mesin menanam otomatis.

“Hasilnya dengan sistem ini bisa antara 6-7 ton per hektare, dalam dua tahun bisa dua kali panen. Harga dasar gabah saat ini mendekati Rp5 ribu, karena Srinuk (modifikasi beras Rojo Lele yang asli Klaten). Kalau semuanya menggunakan teknologi diharapkan produktivitas akan lebih tinggi lagi, apalagi sudah menggunakan alsintan otomatis untuk penanaman,” ujar Airlangga.

Baca juga: Kredit Usaha Rakyat pada sektor pertanian masih perlu untuk ditingkatkan