Bandarlampung (ANTARA) - Sektor penerbangan di Lampung mulai berangsur pulih setelah mengalami penurunan jumlah penumpang selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 beberapa waktu lalu.
"Untuk sektor penerbangan terutama di lingkungan Bandar Udara Radin Inten II Lampung memang berangsur pulih, namun masih fluktuatif karena pandemi COVID-19 masih berlangsung," ujar EGM Bandara Radin Inten II Lampung, M. Hendra Irawan, saat dihubungi di Bandarlampung, Sabtu.
Baca juga: 12 penumpang Pesawat di Bandara SSK II Pekanbaru terjaring positif COVID-19
Ia menjelaskan perbaikan kondisi penerbangan di Lampung terlihat dari kenaikan frekuensi penerbangan serta jumlah penumpang.
"Pada September tepatnya dalam 3 hari ini pergerakan pesawat sekitar 3 kali pesawat berangkat dan 3 kali pesawat datang dalam satu hari," ucapnya.
Menurutnya, dalam tiga hari kemarin tercatat pergerakan pesawat total ada 18 pergerakan, naik dibanding bulan sebelumnya tepatnya saat pelaksanaan PPKM level 4 di Lampung Selatan.
Baca juga: 150 ribu orang lebih penumpang bepergian via Bandara Juanda dalam sepekan
"Karena wilayah bandar udara ini di Lampung Selatan tentu kami ikuti regulasi dan kemarin sempat ada PPKM level 4 jadi untuk rata-rata pergerakan pesawat hanya 1 hingga 2 pergerakan sehari," katanya.
Dia mengatakan meski belum signifikan telah ada penambahan jumlah penumpang dalam tiga hari terakhir rata-rata sekitar 916 sampai 1.400 orang.
Baca juga: Penumpang pesawat di bandara Angkasa Pura I naik 29,1 persen pada November
"Sehari rata-rata ada 250 orang, dalam tiga hari kemarin sekitar 916 orang hingga 1.400 orang cukup banyak dibanding sebelumnya sekitar 100 orang, namun memang pergerakan penumpang akan terlihat ramai di akhir tahun nanti," katanya.
Ia mengatakan pemulihan di penerbangan tersebut terjadi akibat mulai banyak warga yang paham penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.
Baca juga: Penumpang pesawat di Pekanbaru meningkat saat libur panjang
"Saat ini semua terintegrasi ke aplikasi Peduli Lindungi jadi ini mungkin mempermudah pengguna transportasi udara, sebab penggunaannya pun sudah hampir 90 persen dilakukan oleh penumpang," ujarnya lagi.
Irawan menjelaskan penggunaan aplikasi tersebut telah mengurangi indikasi pemalsuan data serta lebih mudah karena terintegrasi dengan layanan di bandar udara.