Sawit Panen Raya, Harga CPO Merosot

id sawit panen, raya harga, cpo merosot

Pekanbaru, (antarariau) - Masa panen raya sawit yang terjadi serentak di tanah air terus mempengaruhi tingkat harga minyak sawit mentah (CPO) yang dilukiskan terus merosot.

"Mirisnya kondisi ini sekaligus memicu terjadinya penurunan trasaksi di bursa komoditas. Harga CPO untuk pengantaran Desember selama September 2011 turun 16,3 persen dibandingkan harga bulan lalu," kata Ketua Tim Pelaksana Penetapan HTBS Kelapa Sawit Provinsi Riau, Ferry HC, di Pekanbaru, Selasa.

Seperti disampaikan Feri, bahkan menurut Retno, Kepala Bagian Pengembangan produk di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) harga CPO pun melanjutkan pelemahan di awal Oktober 2012 ini dan harga CPO juga anjlok.

Harga CPO pengiriman Desember 2011 turun 13 persen dalam sebulan menjadi Rp7.830 per kg.

"Tren pelemahan harga TBS CPO terpengaruh oleh masa panen raya," katanya.

Ferry mengatakan, harga TBS CPO periode ke 40 tahun 2012 di Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar Rp103,40/kg untuk umur 10 tahun ke atas.

Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal turunnya harga CPO dan harga kernel semua perusahaan sumber data.

"PT Asian Agri mengalami penurunan CPO dan harga kernel disemua perusahaan sumber data Rp482,96/kg," katanya.

PT PN V mengalami penurunan sebesar Rp383,18/kg. PT Sinar Mas mengalami penurunan sebesar Rp518,35, sedangkan PT Astra Agro Lestari dan PT Citra Riau Sarana tidak ada transaksi penjualan CPO dan kernel.

Untuk harga kernel PT Sinar Mas mengalami pernurunan sebesar Rp205,00 per kg. PT Asian Agri mengalami penurunan sebesar Rp203,17 /kg.

Sedangkan faktor eksternal lainnya yang turut mempengaruhi harga TBS CPO itu adalah spekulasi stok capai rekor dengan harga terkoreksi dimana harga minyak sawit jatuh di tengah kekhawatiran stok di Malaysia yang mencapai rekor.

"Harga CPO di Bursd Malaysia telah jatuh 21 persen sejak akhir Agustus 2012 setelah melambatnya ekonomi global," katanya persediaan di Malaysia kemungkinan meningkat 15 persen menjadi 2,43 juta ton pada September 2012 dibandingkan 2,12 juta ton pada Agustus 2012.