Komunitas Griya Gayatri Gelar Lomba Membatik

id komunitas griya, gayatri gelar, lomba membatik

Bangkinang, (antarariau.com) - Komunitas Kriya Gayatri Bhayangkari Polres Kampar melaksanakan lomba membatik bagi seluruh istri anggota Polsek se-Kabupaten Kampar, masing-masing mendapat bagian kain putih jenis primissima sepanjang 2 meter untuk dibuat batik cap.

Semua anggota bhayangkari yang tergabung dalam Komunitas Kriya Gayatri membuat batik cap masing-masing yang akan di pakai pada hari puncak Hari Gerak Bahyangkari ke-60 yang rencananya akan dilaksanakan awal November mendatang, demikian Ketua Bhayangkari Polres Kampar, Ardya Kartika Nawangsari Trio Santoso.

Praktek membuat batik cap ini, dilaksanakan secara rutin seminggu tiga hari yakni hari Selasa, Rabu dan Kamis pukul 09.00 wib sampai pukul 12.00 wib diselingi dengan kegiatan lain yakni membuat berbagai macam kerajinan tangan, seperti souvenir, sulam pita, membuat bros dari kain perca-perca (potongan kain bekas), tempat tissue.

Kegiatan pelatihan sudah dimulai sejak 21 April 2012 lalu, “Alhamdulillah sampai sekarang dapat berjalan dengan rutin, semua anggota menerima dengan positif kegiatan ini, “demikian kata istri Kapolres ini didampingi Ny Maryanta.

Awalnya, kata Ardya, saya mencoba memperkenalkan cara membuat batik dan mengajak semua istri anggota memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan bermanfaat, “Ini merupakan awal pengenalan cara kita mencintai batik, bagaimana kita bisa menghargai karya bangsa Indonesia, produk kita sendiri, jangan bangga dengan produk dari luar, “terangnya.

Ardya menyebutkan, bahwa rencana kedepan komunitas Kriya Gayatri ini harus terus dilestarikan, dan dapat mengajari masyarakat sampai ke pelosok desa, tidak pandang muda dan mudi, tua dan muda, yang penting semunya bisa mencintai batik kebanggaan bangsa Indonesia.

Bahan-bahan pembuatan batik diboyong dari Yogyakarta, dipesan khusus seperti cetakan dari besi kuningan, malam (lilin batik), canting, kain primamori, prikolin dan primissimaCetakan untuk batik cap, macam-macam namanya, ada bermotif burung, ikan, impal, , impal, burung cenderawasih yang harganya sesuai dengan tingkat kerumitan motif, berkisar, Rp250 sampai Rp2 juta dan akan lebih mahal harganya jika dipesan

khusus sesuai dengan motif yang diinginkan, tambah Ny Maryanta.

Dikatakan Ardya, ada tiga macam kualitas batik, batik paling murah yakni batik printing dimana motif luar dan dalam berbeda, batik cap adalah bating kualitas menengah harganya mencapai untuk dua warna sepanjang 2 meter, bedanya rapid dan kualitas ketiga adalah batik tulis yang harganya paling mahal, karena kerumitan

dalam membuatnya membutuhkan waktu yang lama, sebab harus dua kali kerja, motif dalam dan luar sama persis, harganya mencapai Rp2 juta per dua meter.

Bahan nya dari kain Katun serat prima, dan untuk Batik Sutra harus sutra asli, tidak bias dicampur dengan bahan satin, sebab hasilnya kurang bagus, terang Ardya lagi. Saat ini Ardya telah memiliki anggota lebih kurang 50 orang yang dilatih khusus untuk membatik dan membuat kerajinan tangan lainnya.

“Ini saya lakukan hanya untuk melestarikan budaya dan kecintaan memakai batik dan menggali bakat terpendam dari kaum ibu, menggali potensi,Perlatan dan proses membuat batik yakni, tersediaya malam (lilin batik), wajan khusus, kompor, kain prima, meja untuk me-cap batik, busa diberi air agar cap batiknya lengket, kertas semen, plastik, Malam (lilin Batik) dimasak dengan api yang besar atau api rata hingga mencair dalam wajan diberi serabut tembaga, kain blacu untuk alas cap, agar malam-nya rata, Setelah dicap kemudian diwarnai dengan warna colek untuk motif dan untuk cat dasar dengan warna celup, dilapisi water glas untuk pengunci warna selama 3 hari," ujarnya.

Selanjutnya direbus untuk menghilangkan malam, terus dilakukan proses (ngelorot) direbus air yang kandungannya berisi soda api soda abu dengan ukuran satu banding satu, setelah mendidih celupkan kainnya, diaduk, diangkat dibilas air biasa, kalau masih lilinnya baru dijemur.

Pewarta :
Editor: Netty Mindrayani
COPYRIGHT © ANTARA 2012

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.