Jakarta (ANTARA) - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan research octane number (RON) yang lebih tinggi akan membuat mesin kendaraan lebih sehat dengan pengeluaran pembelian BBM yang lebih hemat.
Pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa BBM berkualitas menciptakan pembakaran yang sempurna di ruang mesin, sehingga BBM yang diperlukan untuk pembakaran semakin hemat dengan tingkat polusi yang tidak banyak.
Baca juga: YLKI apresiasi Pertamina siapkan ketersediaan BBM dan LPG Ramadhan hingga pascalebaran
"Intinya, semakin tinggi oktan jika dipadu dengan mesin yang kompatibel, yaitu mesin berkompresi tinggi, maka penggunaan BBM dapat lebih hemat serta menghasilkan polusi lebih rendah,” kata Yannes dalam siaran pers, Sabtu.
"Logikanya, semakin sedikit bensin yang dibakar akan semakin sedikit polusi yang dihasilkan. Semakin sempurna pembakaran di mesin, semakin sedikit pula polusi yang dihasilkan,” jelas Yannes.
Sebagai gambaran, lanjutnya, mesin-mesin kendaraan modern yang menggunakan bensin, sekarang ini sudah berada di antara 9:1 sampai 10:1. Bahkan beberapa sudah sampai 14:1. Semakin tinggi kompresi mesin, maka campuran bahan bakar dan udara akan semakin padat dan semakin sedikit emisi gas buangnya.
Baca juga: Pengamat otomotif sebut kesadaran masyarakat gunakan BBM berkualitas meningkat
"Semakin sempurna pembakaran yang dihasilkan," ujar Yannes.
Pada mesin kendaraan keluaran baru, juga dipasang injektor sebagai pengganti karburator. "Hal itu untuk menghasilkan pengabutan yang lebih halus dan mampat pada ruang bakar dengan tingkat kestabilan partikel dan densitas yang semakin baik,” ujarnya.
Baca juga: Harga minyak dunia terus naik, BBM Pertamina dinilai masih kompetitif
Namun sebaliknya, menurut Yannes mesin kompresi tinggi yang umumnya digunakan mobil terbaru, ledakan apinya juga tinggi. Jika dipaksakan pakai BBM oktan rendah, ditambah busi tipe panas, maka akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna, karena BBM-nya akan terlalu cepat terbakar sebelum terpercik api dari busi.
"Ini akan menimbulkan knocking pada mesin, kemudian jika berkepanjangan akan terjadi penumpukan kerak di ruang bakar mesin. Akibatnya kendaraan menjadi tidak bertenaga, boros BBM, dan overheating. Ujung-ujungnya mesin akan semakin cepat rusak," tutup Yannes.
Baca juga: Terkait kelangkaan BBM, Bengkalis tegur sejumlah pemasok
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB