Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau jadi spirit di tengah pandemi

id Spirit ekonomi,Sentra budaya dan ekonomi kreatif

Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau jadi spirit di tengah pandemi

Suasana peresmian Gedung sentra budaya dan ekonomi kreatif Riau, Sabtu (3/7/21). Tampak Gubernur Riau Syamsuar (baju kuning) diikuti Wagubri Edy Nasution). (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kehadiran

Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau menjadi spirit dan penyemangat bagi kebangkitan ekonomi setempat khususnya dan Indonesia umumnya di tengah pandemi COVID-19.

"Oleh karena itu saya dengan bangga meresmikan pembangunan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau ini," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat peresmian secara virtual yang dipantau di Pekanbaru, Sabtu.

Sandiaga juga mengenang Riau dengan segala keindahan alam dan budaya, serta makanan khasnya misalkan ikan patin asam pedas.

Ia sebagai putra Pekanbaru yang dulu pernah tinggal di kompleks Chevron, mengaku lewat peresmian gedung Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau tersebut, diingatkan kembali akan masa lalunya.

"Saya lahir dan besar di Pekanbaru, tinggal di kompleks Rumbai. Saat bangun pagi saya bisa langsung melihat hutan di pinggir camp. Saya setuju hutan Riau dibangun dan dipelihara lagi sesuai pidato Gubernur tadi, dan saya apresiasi SKK Migas - Chevron yang hari ini sudah menyelesaikan bangunan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau," katanya.

Dikatakan dia, kehadiran fasilitas ini diharapkan turut mendorong pelestarian khasanah budaya Melayu dan mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Riau. Di masa pandemi, menurut Sandiaga Uno, semua pihak harus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi.

"Mari kita gunakan gerai ini menampilkan berbagai jenis kerajinan dan kuliner yang terkenal, seperti yang saya pakai ini fashion tanjak dan seperti batik yang digunakan Pak Gubri itu khas Riau. Mari kita bangkitkan kegiatan ekonomi kreatif Riau selain wisata Bono," katanya.

Sandiaga Uno saat memberikan sambutan dalam peresmian Gedung sentra budaya dan ekonomi kreatif Riau. (ANTARA/Vera Lusiana)


Cindramata

Pembangunan Gedung Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau yang berlokasi di kompleks Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Jalan Diponegoro 39 Pekanbaru ini, bukan tanpa kendala dan pergumulan. Diskusi yang alot antara Chevron dan pengurus LAMRakhirnya membuahkan karya anak bangsa.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, bangunan ini merupakan bantuan SKK Migas dan Chevron bagi masyarakat adat sebagai cindramata sekaligus dalam rangka menjalankan kegiatan ekonomi kreatif.

"Kami sangat berterimakasih atas disediakannya ruang sentra budaya ini untuk membantu kerajinan UMKM, yang kami himpun dari pelosok desa. Dan LAM sudah menunjuk badan pengelola khusus agar berjalan baik dengan harapan ini akan jadi tonggak sejarah dan tanda budi. Nantinya kalau kita masuk ke ruangan ini, kita akan ingat Chevron," kata dia.

LAM melalui pengelola akan memajang kerajinan tangan dan makanan kreatifitas anak milenial di gedung ini guna tetap melestarikan makanan khas dan aneka produk dari Riau.

"Mudah-mudahan ingatan budi ini terus hingga ke generasi mendatang. Walau Chveron sudah berpindah, diharapkan pengelola Blok Rokan akan melanjutkan ini," kata Datuk Seri Syahril Abubakar.

Sentra pengembangan budaya dan ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbasis budaya Melayu tersebut berlokasi di kompleks Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Jalan Diponegoro 39, Pekanbaru. Bagian dalam gedung berukuran 10 x 36 meter itu berupa kios-kios terintegrasi untuk memamerkan hasil kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau. Setiap kabupaten/kota juga nantinya dapat menampilkan pertunjukan seni dan budaya Melayu secara rutin di lokasi tersebut.

"Sentra ini menjadi legacy dan kenangan terindah bagi PT CPI yang telah beroperasi di Riau selama hampir satu abad. Sentra ini menjadi ingatan budi PT CPI yang selama ini juga turut membangun infrastruktur, dan SDM di Riau," kata Datuk Seri Syahril Abubakar.

Didanai Chevron-SKK Migas

Pembangunan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau ini sepenuhnya didanai SKK Migas - PT. Chevron Pacific Indonesia melalui skema cost recovery.

"Fasilitas ini dapat menjadi semacam etalase kekayaan seni-budaya dan produk UMKM khas Melayu Riau, sekaligus mendorong pelestarian khazanah budaya Melayu Riau yang begitu luhur," ungkap Managing Director Chevron IBU & Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak.

Dia mengharapkan dukungan pemerintah daerah untuk mempromosikan sentra ini sebagai salah satu destinasi wajib dikunjungi, bagi para wisatawan yang datang ke Riau.

Sementara itu Gubernur Riau Syamsuar mengapresiasi kehadiran bangunan baru tersebut

"Kami berharap Pak Menteri kelak menyempatkan datang ke Riau untuk turut membantu mempromosikan ekonomi kreatif Riau dengan khazanahya yang kaya," kataSyamsuar.

Dalam acara peresmian tersebut, tampak juga bergabung Wakil GubernurEdyNatar Nasution, Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti, jajaran Forkompimda, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Syahril Abubakar, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri Al Azhar, Dirut Pertamina Hulu Rokan Jafee Suardin, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, dan VP Corporate Affairs PT CPI.

Di tempat yang sama VP Corporate Affairs PT CPI Sukamto Tamrin mengatakan, Kemitraan SKK Migas - PT CPI bersama LAMR dan Pemprov Riau dalam pembangunan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif ini memiliki nilai strategis bagi pelestarian budaya Melayu dan pengembangan ekonomi kreatif di Riau.

Dia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LAMR dan Pemprov Riau atas dukungan dan kerjasamanya.

"Kemitraan ini merupakan kehormatan besar bagi kami," katanya.

Kehadiran sentra tersebut ini diharapkan dapat semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya Melayu. Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk terus tumbuh karena Indonesia saat ini memiliki bonus demografi, keragaman kekayaan seni dan budaya, dan sektor ekonomi kreatif termasuk salah satu prioritas dalam rencana pengembangan ekonomi nasional. Selain itu, ekonomi kreatif merupakan salah satu dari sepuluh sektor utama penopang perekonomian Indonesia dan salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

"Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif LAMR ini diharapkan menjadi salah satu ikon destinasi wisata seni-budaya dan sentra pengembangan UMKM di Provinsi Riau, sekaligus menarik minat generasi milenial untuk belajar nilai-nilai dan budaya Melayu," kata Sukamto.

Sentra Ekonomi Kreatif ini sekaligus memperkuat kemitraan jangka panjang SKK Migas - PT CPI dengan masyarakat Riau yang sudah berjalan hampir satu abad. SKK Migas - PT CPI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan wilayah maupun kondisi sosial-ekonomi masyarakat Riau.

Fasilitas ini juga akan menjadi salah satu warisan atau legacy PT CPI yang akan berakhir kontraknya di Wilayah Kerja Rokan pada 8 Agustus mendatang. Contoh fasilitas lain yang dibangun SKK Migas -PT CPI antara lain Migas Center di UIR, SKK Migas-Chevron Corner di Museum Sang Nila Utama yang dapat menjadi pusat pembelajaran tentang industri hulu migas.

Fasilitas lain yang sudah dibangun sejak lama seperti Jembatan Siak I, SMA Negeri 1 Pekanbaru, Gelanggang Olahraga Tribuana Pekanbaru, dan masih banyak lagi yang lainnya.