Anggota DPR RI minta direksi Garuda berani untuk ambil langkah efisiensi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, garuda

Anggota DPR RI minta direksi Garuda berani untuk ambil langkah efisiensi

Ilustrasi - Pekerja menurunkan muatan kargo dari pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 143 (ANTARA FOTO/Ampelsa/aww)

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin meminta direksi PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) berani mengambil tindakan tegas terkait langkah efisiensi, seperti menutup rute penerbangan yang merugikan.

Mukhtarudin mengapresiasi upaya jajaran direksi PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) dalam mengoptimalkan kinerja keuangannya. Maskapai nasional tersebut telah melakukan efisiensi di segala lini seperti pengurangan armada hingga rute yang tidak menguntungkan.

Baca juga: Ini rencana darurat Erick Thohir selamatkan Garuda

“Inilah yang dituntut dari Garuda, manajemen jangan ragu kalau rute penerbangan merugikan sebaiknya ditutup saja," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Legislator tersebut juga mengingatkan Garuda untuk tidak ragu menutup penerbangan baik lokal maupun internasional yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Untuk itu direksi serta manajemen perusahaan maskapai itu harus berani mengambil langkah-langkah tersebut.

Selain itu manajemen Garuda perlu memikirkan persoalan cashflow (arus kas) perusahaan.

Anggota DPR RI tersebut mengatakan bahwa Garuda Indonesia adalah perusahaan yang punya sejarah panjang di negeri ini.

"Apalagi ini perusahaan publik dengan prestige dan sejarah panjang bagi republik ini, maka manajemen harus ambil keputusan yang berani," kata Mukhtarudin.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia akan fokus pada bisnis penerbangan domestik dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.

Erick Thohir merujuk database Garuda Indonesia yang didominasi penumpang tujuan daerah sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1.400 triliun. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.

Menurutnya, pembicaraan terkait perubahan bisnis Garuda Indonesia ke pasar domestik telah dilakukan pada November 2019 hingga Januari 2020, sebelum ada pandemi COVID-19.

Baca juga: Mengungkap rencana Menteri BUMN selamatkan Maskapai Garuda dari ujung tanduk

Baca juga: Garuda Indonesia gelar program promo khusus