Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, menghadiri rapat kerja bersama Komisi I DPR di Jakarta, Kamis, membahas salah satunya modernisasi dan evaluasi sistem kesenjataan.
Dalam rapat kerja itu, ada tiga agenda yang dibahas, yaitu penjelasan peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402, kondisi terkini sistem kesenjataan TNI AL, dan rencana modernisasi sistem kesenjataan, khususnya kapal selam.
Tjahjanto saat membuka sesi paparan, menyatakan, rapat kerja itu jadi kesempatan baik bagi TNI untuk melaporkan kondisi dan evaluasi arsenalnya ke DPR.
Namun, sesi pembahasan mengenai kondisi alutsista dan modernisasi alutsista, termasuk kapal selam TNI AL, berlangsung secara tertutup dan tidak dapat diliput oleh awak media.
"Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam,” kata dia.
Pembahasan mengenai kondisi alutsista dan rencana modernisasi kapal selam TNI AL berlangsung setelah KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan utara Pulau Bali saat latihan penembakan rudal dan torpedo bulan lalu.
Dalam rapat itu, dia meminta Margono untuk menjelaskan mengenai kronologi tenggelamnya KRI Nanggala-402, aksi penyelamatan, bantuan-bantuan dari negara-negara sahabat, serta riwayat pemeliharaan dan perbaikan kapal selam itu.
Margono, di hadapan sejumlah anggota Komisi I DPR, menjelaskan bagian KRI Nanggala-402, yaitu periskop dan lampu pengenal, masih dapat dilihat kapal penjejak sea raider milik Komando Pasukan Katak TNI AL pada pukul 03.00 WITA, 21 April 2021.
"Dalam jarak 50 meter, mereka bisa melihat langsung kondisi malam selam KRI Nanggala-402 saat itu (menjelang menyelam ke kedalaman, Red)," kata Yudo.
Namun sampai pukul 05.00 WITA, 21 April, KRI Nanggala-402 tidak juga muncul dan komunikasi dengan kapal putus. Alhasil, diapun memerintahkan jajarannya untuk melakukan pencarian.
"Di sana ada sekitar 21 KRI yang bersamaan pada latihan tersebut dan ada KRI yang memiliki sonar sehingga bisa langsung melaksanakan pencarian. Proses pencarian memakan waktu mulai 21-25 April, di mana pada 24 April pukul 15.00 WITA KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk," katanya.
Ia juga mengatakan mereka telah melaporkan insiden itu ke panglima TNI dan Presiden Joko Widodo beberapa jam setelah kejadian pada 21 April 2021.
"Kami melaporkan ke Bapak Presiden tentang kejadian ini. Kami sampaikan bahwa kami Kasal bertanggung jawab atas kejadian ini," kata dia dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR.
Baca juga: Panglima TNI mutasi 151 Perwira Tinggi, Pangkoarmada II diganti
Baca juga: 53 awak KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB