Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani menilai jika ada perombakan kabinet atau "reshuffle" lanjutan yang akan dilakukan Presiden, maka diharapkan berbasis pada kinerja menteri anggota Kabinet Indonesia Maju.
"Soal 'reshuffle' lanjutan, kalau itu ada maka PPP berharap basisnya lebih kepada soal kinerja menteri anggota kabinet bukan keperluan tambahan dukungan politik," kata Arsul di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Mensesneg Pratikno tegaskan tidak ada "reshuffle" kabinet Rabu besok
Dia menilai, dukungan politik dari koalisi pemerintahan yang ada di DPR sudah lebih dari cukup dan juga karena adanya kebutuhan untuk memberi ruang demokrasi yang lebih besar kepada kekuatan politik di luar koalisi pemerintahan.
Arsul menyerahkan kepada Presiden terkait bidang atau kementerian apa yang kinerjanya perlu dievaluasi karena Presiden memiliki penilaian terhadap kinerja para pembantunya.
Dia menilai perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi pada Rabu (28/4) tidak bisa dipandang sebagai "reshuffle" seperti dalam perombakan yang sebelumnya terjadi.
"Sehingga lebih tepat perombakan kemarin itu dipandang sebagai penyesuaian susunan kabinet karena adanya perubahan dan penambahan nomenklatur, ketimbang 'reshuffle' seperti yang selama ini kita lihat. Artinya Presiden juga merombak kabinet karena soal-soal kinerja menteri," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Rabu sore melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek); Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pelantikan dua pejabat itu menandai perombakan terbatas pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019—2024.
Perombakan kabinet terbatas itu dilakukan oleh Presiden setelah ada penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadi satu kementerian. Tidak hanya itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal juga menjadi Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Pemerintah juga membentuk secara terpisah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Presiden Jokowi pada hari Rabu turut melantik Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN.
Baca juga: Guspardi sebut PAN punya banyak kader terbaik masuk dalam kabinet
Baca juga: Mantan Menbudpar pada Kabinet Gotong Royong, I Gede Ardhika wafat
Pewarta: Imam Budilaksono
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB