COVID-19 meningkat separuh ruang isolasi RS Pekanbaru terisi pasien

id Separuh ruang isolasi,Covid siak, siak, covid pekanbaru

COVID-19 meningkat separuh ruang isolasi RS Pekanbaru terisi pasien

Seorang penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darah konvalesen di Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (24/3/2021). (ANTARA/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mencatat ada peningkatan pasien COVID-19 beberapa pekan terakhir yang di rawat di ruang isolasi Rumah Sakit (RS) setempat.

Peningkatan ini membuat separuh dari 919 ruang isolasi pasien COVID-19 yang tersedia di Pekanbaru terisi.

"Kini sebanyak 437 ruang isolasi yang tersebar di 22 rumah sakit swasta dan milik pemerintah Pekanbaru ditempati pasien COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Mohd Noer di Pekanbaru, Rabu.

M Noer mengatakan ruangan ini awal tahun 2021 sempat banyak yang kosong artinya pasien COVID-19, yang harus di rawat pada isolasi khusus menurun. Kini peningkatan terjadi lagi dikarenakan warga masyarakat mulai abai pada protokol kesehatan (prokes).

"Dari 919 ruangan isolasi yang tersedia kini 482 ruangan masih kosong," katanya.

Ia merinci masing-masing keterisian ruang isolasi tersebut ada di RS Awal Bros Pekanbaru dari 67 ruang isolasi yang ada, sebanyak 30 ruangan telah terisi oleh pasien COVID-19 dan 37 kosong.

Kemudian di RS Islam Ibnu Sina ada 40 ruang isolasi, terisi 18 dan 22 kosong. RS Tentara sediakan 18 ruangan isolasi, 8 terisi dan 10 kosong. RS Hermina tersedia 22 ruangan isolasi, 11 terisi dan 11 masih kosong.

RS Awal Bros A Yani ada 93 ruangan isolasi, 35 terisi dan 58 kosong. RS Syafira tersedia 47 ruangan isolasi, 20 terisi dan 27 kosong.

Selanjutnya RS Aulia Hospital tersedia 76 ruangan isolasi, 66 terisi dan 10 kosong. RS Santa Maria ada 38 ruangan isolasi, 10 terisi dan 28 kosong. RS Prima tersedia 24 ruangan, 15 terisi dan 9 kosong.

RSUD Petala Bumi tersedia 23 ruangan, 7 terisi dan 16 kosong. RS Awal Bros Panam ada 67 ruangan isolasi, 26 terisi dan 41 kosong. RS PMC 32 ruangan isolasi, 18 terisi dan 14 kosong. RS Bina Kasih 13 ruangan isolasi, 3 terisi dan 10 masih kosong.

RS Bhayangkara ada 25 ruang isolasi, 4 terisi dan 21 kosong. RS Prof Dr Tabrani tersedia 22 ruangan isolasi, 6 terisi dan 16 kosong. RS Eka Hospital sediakan 79 ruang isolasi, 45 terisi dan 34 kosong. RSUD Arifin Achmad ada 94 ruang isolasi, 32 terisi dan 62 kosong.

Sedangkan di RSD Madani tersedia 39 ruang isolasi, 31 terisi dan 8 kosong.

RS Sansani 46 ruangan, 41 terisi dan 5 kosong. RS AU Roesmin Nurjadin ada 11 ruangan, 2 terisi dan 9 kosong. RS UNRI 11 ruangan, 4 terisi dan 7 kosong, serta RS Jiwa Tampan tersedia 32 ruangan, 5 terisi dan 27 kosong.

Sementara itu Diskes Provinsi Riau merilis data kasus COVID- 19 di Riau, Selasa kemarin kian memprihatinkan. Dimana terjadi penambahan kasus mencapai 410 orang. Penambahan ini tercatat yang paling banyak selama pandemi di Riau.

Baca juga: Disdik Pekanbaru larang sekolah di 32 zona merah COVID-19 dibuka

"Iya hari ini Riau tambah 410 kasus. Ini penambahan terbanyak sampai saat ini,"

kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir kepada media Selasa (20/4/2021).

Mimi menjelaskan, dari penambahan 410 kasus itu, Pekanbaru merupakan daerah penyumbang kasus terbanyak 198 kasus.

"Jadi Pekanbaru paling banyak menyumbang kasus, termasuk kasus kematian terbanyak dari 14 pasien yang dinyatakan meninggal dunia. Kemudian Rohil, Kampar dan Dumai juga banyak penambahan kasus," katanya.

Mimi mengatakan, tingginya kasus di Riau masih disumbang dari klaster keluarga. Yang mana masyarakat masih sering melakukan pertemuan keluarga dan acara pesta pernikahan.

"Kemudian banyak juga masyarakat yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah tak taat mematuhi protokol kesehatan. Makanya kita sarankan agar isolasi mandiri di tempat disiapkan pemerintah," tukasnya.

Baca juga: Pekanbaru klaim berhasil tekan COVID-19 dengan PPKM mikro

Baca juga: Target vaksinasi COVID-19 untuk 8.500 guru Pekanbaru tuntas bulan Juni