Bank Dunia alokasikan dana sebesar 2 miliar dolar untuk vaksin di negara berkembang

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Bank Dunia

Bank Dunia alokasikan dana sebesar 2 miliar dolar untuk vaksin di negara berkembang

Ilustrasi: Seorang peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia pada International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting 2018 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 12 Oktober 2018. (REUTERS / Johannes P. Christo / File Photo)

Washington (ANTARA) - Kelompok Bank Dunia akan berkomitmen mendanai 2 miliar dolar AS pada akhir April untuk vaksin COVID-19 di sekitar 40 negara berkembang, Direktur Pelaksana Operasi Bank Dunia Axel van Trotsenburg mengatakan pada Jumat (9/4/2021).

Dana 2 miliar dolar AS tersebut adalah bagian dari kumpulan sekitar 12 miliar dolar AS yang telah disediakan Bank Dunia secara keseluruhan untuk pengembangan, distribusi, dan produksi, vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, van Trotsenburg mengatakan pada forum Bank Dunia.

Baca juga: Kementerian Perhubungan gandeng Bank Dunia siapkan peta jalan "e-mobility"

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam sambutan terpisah kepada komite pengembangan pemberi pinjaman bahwa bank mengharapkan komitmen ini diperluas menjadi 4 miliar dolar AS di 50 negara pada pertengahan tahun.

Tetapi pejabat kesehatan masyarakat di forum yang sama memperingatkan bahwa perlombaan antara Virus Corona dan vaksin yang dimaksudkan untuk menghentikannya dapat hilang jika kecepatan vaksinasi di negara berkembang tidak meningkat.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin yang ada dapat menjadi tidak efektif jika virus terus menyebar dan bermutasi.

“Bahkan negara-negara yang cakupan vaksinnya tinggi tidak akan aman karena varian-varian baru yang mungkin tidak bisa dihentikan oleh vaksin yang kita miliki, akan menyerbu negara-negara yang cakupannya, bahkan mungkin 100 persen dalam beberapa bulan,” katanya.

Tedros menyerukan lebih banyak kemauan politik untuk meningkatkan produksi vaksin COVID-19 dan berbagi pasokan, termasuk melalui pengabaian kekayaan intelektual yang macet pada vaksin melalui Organisasi Perdagangan Dunia.

Pengabaian Aspek Kekayaan Intelektual Terkait Perdagangan WTO atau TRIPS adalah "gajah di dalam ruangan" yang menahan produksi vaksin, kata Tedros, seraya menambahkan bahwa itu dimaksudkan untuk keadaan darurat seperti pandemi Vrus Corona.

"Kami belum pernah melihat keadaan darurat seperti ini dalam hidup kami. Jika kita tidak bisa menggunakannya sekarang, lalu kapan kita akan menggunakannya?" Tedros bertanya. Penyebab dari semua kemacetan ini adalah kurangnya kemauan politik.

Baca juga: Bank Dunia setujui pinjaman senilai 500 juta dolar AS untuk risiko bencana

Baca juga: Bank Dunia sarankan tiga langkah untuk atasi tantangan ketahanan pangan


Pewarta: Apep Suhendar