Washington (ANTARA) - Kelompok Bank Dunia akan berkomitmen mendanai 2 miliar dolar AS pada akhir April untuk vaksin COVID-19 di sekitar 40 negara berkembang, Direktur Pelaksana Operasi Bank Dunia Axel van Trotsenburg mengatakan pada Jumat (9/4/2021).
Dana 2 miliar dolar AS tersebut adalah bagian dari kumpulan sekitar 12 miliar dolar AS yang telah disediakan Bank Dunia secara keseluruhan untuk pengembangan, distribusi, dan produksi, vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, van Trotsenburg mengatakan pada forum Bank Dunia.
Baca juga: Kementerian Perhubungan gandeng Bank Dunia siapkan peta jalan "e-mobility"
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam sambutan terpisah kepada komite pengembangan pemberi pinjaman bahwa bank mengharapkan komitmen ini diperluas menjadi 4 miliar dolar AS di 50 negara pada pertengahan tahun.
Tetapi pejabat kesehatan masyarakat di forum yang sama memperingatkan bahwa perlombaan antara Virus Corona dan vaksin yang dimaksudkan untuk menghentikannya dapat hilang jika kecepatan vaksinasi di negara berkembang tidak meningkat.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin yang ada dapat menjadi tidak efektif jika virus terus menyebar dan bermutasi.
“Bahkan negara-negara yang cakupan vaksinnya tinggi tidak akan aman karena varian-varian baru yang mungkin tidak bisa dihentikan oleh vaksin yang kita miliki, akan menyerbu negara-negara yang cakupannya, bahkan mungkin 100 persen dalam beberapa bulan,” katanya.
Tedros menyerukan lebih banyak kemauan politik untuk meningkatkan produksi vaksin COVID-19 dan berbagi pasokan, termasuk melalui pengabaian kekayaan intelektual yang macet pada vaksin melalui Organisasi Perdagangan Dunia.
Pengabaian Aspek Kekayaan Intelektual Terkait Perdagangan WTO atau TRIPS adalah "gajah di dalam ruangan" yang menahan produksi vaksin, kata Tedros, seraya menambahkan bahwa itu dimaksudkan untuk keadaan darurat seperti pandemi Vrus Corona.
"Kami belum pernah melihat keadaan darurat seperti ini dalam hidup kami. Jika kita tidak bisa menggunakannya sekarang, lalu kapan kita akan menggunakannya?" Tedros bertanya. Penyebab dari semua kemacetan ini adalah kurangnya kemauan politik.
Baca juga: Bank Dunia setujui pinjaman senilai 500 juta dolar AS untuk risiko bencana
Baca juga: Bank Dunia sarankan tiga langkah untuk atasi tantangan ketahanan pangan
Pewarta: Apep Suhendar
Berita Lainnya
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB