Wahyu Trenggono ingin cetak lebih banyak kelompok pembudi daya ikan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Perikanan

Wahyu Trenggono ingin cetak lebih banyak kelompok pembudi daya ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (kanan) dan Kepala Badan Riset dan SDM (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja. (ANTARA/HO-KKP/pri.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginginkan lebih banyak lagi mencetak kelompok pembudi daya ikan di berbagai daerah guna mengoptimalkan kinerja sektor budi daya perikanan Indonesia.

"Pengembangan budi daya ikan harus lebih masif karena budi daya itu lebih terkontrol. Kita optimalkan pelatihan untuk para kelompok budi daya bagaimana mereka bisa mengelola dengan standar mutu yang baik. Hal ini tentu bisa meningkatkan hasil ikan budi daya di Indonesia," kata Menteri Trenggono dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Trenggono sebut KKP akan bangun sentra budidaya perikanan sebagai sumber ekonomi

Menurut dia, dorongan budi daya ikan ini tidak lepas dari tujuan KKP dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar dapat mandiri dan memajukan perputaran ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia.

"Misal budi daya nila, lele, gurame, atau patin. Semua itu, secara ekonomi harus dihitung," kata Trenggono.

Ia mengemukakan, hal itu bisa dimulai dari perhitungan pasokan bibit dan pakannya, hingga harga pasar ikan agar bisa meningkatkan perputaran ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja menyampaikan bahwa dalam lima tahun terakhir, setidaknya sudah lebih dari 300.000 kelompok telah diberikan pelatihan oleh KKP.

"Ini tentu saja bertujuan untuk mencetak kelompok budi daya ikan yang memiliki sistem mumpuni agar hasil budi daya memiliki kualitas yang baik dan layak dipasarkan," katanya.

Sjarief menambahkan bahwa selama ini BRSDM juga telah menjalankan berbagai program budidaya yang inovatif, di antaranya adalah speectra (special area for conservation and fish refugia), yang merupakan model pengelolaan kawasan perikanan lahan rawa guna menyelamatkan ikan endemik di Sumatera Selatan, serta program mina pandu yaitu budi daya terpadu padi udang windu yakni budi daya udang windu dilakukan bersama dengan tanaman padi salin.

Baca juga: Inovasi holding BUMN pangan akan menguntungkan sektor perikanan nasional

Baca juga: KKP: Jumlah PNBP perikanan tangkap 2020 lampaui tahun sebelumnya


Pewarta: M Razi Rahman