Jakarta (ANTARA) - Pembangunan sektor pertanian harus dilakukan dalam skala ekonomi yang luas, seperti halnya pembangunan kawasan lumbung pangan (food estate), agar bisa mengoptimalkan infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan produksi dan mengurangi impor pangan, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita harus bangun sebuah kawasan yang economic scale (memiliki skala ekonomi). Tidak bisa kecil-kecil lagi, makanya saya mendorong food estate harus diselesaikan. Paling tidak tahun ini di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah diselesaikan," kata Presiden Jokowi dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Baca juga: Mentan sebut nilai ekspor pertanian senilai Rp359,5 triliun selama COVID-19
Presiden menekankan pembangunan sektor pertanian tidak bisa lagi dilakukan dengan cara yang konvensional dan hanya bersifat rutinitas, melainkan memerlukan terobosan dan inovasi.
Presiden Jokowi ingin pembangunan food estate tuntas tahun ini agar bisa menjadi model percontohan bagi daerah lain.
"(Dibangun) dalam sebuah skala luas. Sehingga percuma kita berproduksi dikit-dikit tidak akan ngaruh apa-apa dengan yang impor-impor tadi," ujarnya.
Presiden juga menyoroti masih banyaknya impor pangan. Pembangunan pertanian yang dilakukan selama ini belum berhasil melepaskan Indonesia dari kebutuhan impor.
“Kedelai bisa tumbuh baik kenapa petani kita tidak mau tanam? karena harganya kalah dengan kedelai impor. Petani disuruh jual harga impor, harga produksi tidak nutup sehingga harus dalam jumlah besar sehingga melawan harga impor,” ujar dia.
Presiden meminta jajarannya menyelesaikan permasalahan produksi karena membuat Indonesia harus mengimpor sejumlah komoditas pangan seperti bawang putih, gula, jagung, kedelai dan komoditas lainnnya.
"Cari lahan cocok buat kedelai, jangan cari satu hektar, dua hektar, 10 hektar, 100 ribu hektar, 500 ribu hektar, satu juta hektar cari. Urusan jagung cari lahan-lahan yang masih bisa ditanam jagung dalam skala yang lahan luas. Ini yang akan menyelesaikan masalah. kalau kita hanya rutinitas urusan pupuk, bibit, itu memang penting. Tapi kalau bisa menyiapkan lahan dalam jumlah besar itu yang akan selesaikan masalah," jelas Presiden.
Baca juga: Mentan dukung Riau tingkatkan tanaman pangan holtikultura
Baca juga: Warga antusias beli hasil di bazar pertanian Disketapang Pekanbaru
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Berita Lainnya
Harga emas batangan Antam turun lagi jadi Rp1,310 juta per gram
06 May 2024 10:00 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia Senin dibuka menguat 36,86 poin
06 May 2024 9:56 WIB
Nilai tukar rupiah pada Senin pagi menguat jadi Rp15.985 per dolar AS
06 May 2024 9:53 WIB
Ricky apresiasi perjuangan tim putri Indonesia capai final Piala Uber 2024
04 May 2024 16:30 WIB
ICC: Ancaman terhadap keputusan Mahkamah bisa dianggap sebagai suatu kejahatan
04 May 2024 16:26 WIB
LPEM UI prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,15 persen pada kuartal I 2024
04 May 2024 15:41 WIB
Mahasiswa pro-Palestina di Univ. Princeton mulai lakukan aksi mogok makan
04 May 2024 15:34 WIB
Food Station pastikan stok beras aman seiring masuknya masa panen di daerah
04 May 2024 15:28 WIB